2. Soeharto
Jenderal Soeharto menjabat sebagai presiden Indonesia selama kurang lebih 32 tahun (1967-1988).
Ia mendapat gelar "Bapak Pembangunan" karena dianggap sukses menjadikan Indonesia negara yang lebih modern.
Di era kepemimpinan Soeharto, Indonesia berada di masa kejayaan. Popularitas Tanah Air di mata dunia pun semakin cemerlang.
Berikut jasa presiden yang mendapat julukan The General Smiling untuk Indonesia:
Menjadikan Indonesia Negara Pengekspor Beras
Soeharto menerapkan konsep Trilogi Pembangunan.
Ia berhasil membawa Indonesia menjadi negara pengekspor dan swasembada beras pada 1984.
Merebut Irian Barat dari Belanda
Soeharto langsung turun tangan memimpin operasi perebutan Irian Barat dari Belanda.
Presiden bertangan besi ini awalnya menempuh jalur diplomatik pada 1950 hingga 1961, namun gagal mendapatkan hasil.
Akhirnya, ia tegas menyelesaikannya dengan cara militer dengan membentuk Komando Madla.
Operasi perebutan Irian Barat berhasil pada 1 Mei 1963. Irian Barat menjadi provinsi Indonesia dan berganti nama menjadi Irian Jaya.
Keluarga Berencana (KB)
Program dua anak saja cukup yang digadangkan Soeharto untuk mengendalikan jumlah penduduk dianggap berhasil oleh dunia.
Soeharto mendapatkan penghargaan prestis Global Statement Award dari Population Institute pada 1988.
Program KB terus memperlihatkan hasil yang memuaskan, Soeharto pada 1989 kembali mendapatkan penghargaan tertinggi di bidang kependudukan United Nations Population Awards dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Negara Asia Tenggara Pertama yang Memiliki Satelit
Kemudahan akses informasi yang sekarang kita nikmati merupakan hasil dari keputusan Soeharto pada 1976 silam.
Soeharto meluncurkan Satelit Palapa dari Amerika Serikat.
Tujuan dari pembangunan sistem komunikasi via satelit tersebut untuk mempersatukan bangsa dan membangun komunikasi antarprovinsi, sekaligus antarnegara.
Berkat Satelit Palapa lahirlah komunikasi lewat televisi, internet, radio, fax, surat kabar, dan inteligen negara.
Kondisi Kondusif
Pada masa kepemimpinan jangan harap melihat kerumunan komunitas yang melakukan demonstrasi di jalanan. Hal yang demikian bisa dibilang sama saja dengan menyerahkan nyawa.
Soeharto menerapkan kebijakan Petrus atau Penembakan Misterius demi menurunkan angka kriminalitas yang sangat tinggi pada masa lalu.
Individu atau organisasi yang menciptakan keresahan pada warga banyak akan secepatnya diringkus oleh satuan khusus.
Soeharto wafat 27 Januari 2008 pada usia 86 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) setelah 23 hari mendapatkan perawatan.
Soeharto dimakamkan di Astana Giribangun, Desa Girilayu, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.