Hot Borneo

Sebelum Helikopter Water Bombing Datang, Kalsel Diminta Penuhi Syarat Tertentu

Dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla, pemerintah melakukan berbagai upaya. Baik pencegahan maupun penanggulangan.

Featured-Image
Aksi helikopter water bombing untuk memadamkan kebakaran lahan di kawasan yang sulit dijangkau. Foto: Kompas

bakabar.com, BANJARBARU - Sebelum diberi bantuan helikopter water bombing, terdapat sejumlah persyaratan yang harus dilakukan Pemprov Kalimantan Selatan.

Seiring peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di Kalsel, keberadaan water bombing juga semakin dibutuhkan.

Terlebih lahan yang terbakar, sebagian besar berada di kawasan minim akses kendaraan maupun orang.

Namun sebelum mendapatkan bantuan helikopter water bombing, Pemprov Kalsel terlebih dahulu diminta melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

"Terkait penerapan TMC, direncanakan dilakukan akhir Juni atau di awal Juli 2023. "Kami sudah menghadiri rapat soal TMC di Kementerian Lingkungan Hidup," ungkap Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi, Selasa (27/6).

"Kemudian sepasang helikopter patroli dari BNPB juga akan datang di awal Juni. Sementara untuk water bombing, masih belum dapat dipastikan karena kami diminta TMC terlebih dahulu," imbuhnya.

Dikutip dari situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tujuan modifikasi cuaca umumnya untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat.

Biasanya TMC menggunakan pesawat yang menghantarkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara. 

Lantas dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengembangkan metode penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat. Di antaranya menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan pohon flare untuk sistem statis.

"Mendatangkan helikopter water bombing sendiri tidak semudah seperti merental mobil. Harus melalui beberapa prosedur, selain helikopter ini didatangkan dari luar negeri," tukas Bambang.

"Kalau teknis pengambilan air untuk dibawa helikopter water bombing, kami sudah melakukan pemetaan embung-embung di Kalsel, khususnya di Banjarbaru dan Banjar," imbuhnya.

Selain mengupayakan TMC, penanganan kebakaran hutan dan lahan juga ditandai dengan pembuatan lima posko. Salah satunya Guntung Damar di Banjarbaru.

Kemudian di Bati-bati (Tanah Laut), Sungai Tabuk (Banjar), Mandastana (Barito Kuala) dan di BPBD Kalsel sebagai posko induk.

Editor


Komentar
Banner
Banner