bakabar.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan harus serius dalam menekan laju penularan Covid-19. Pasalnya, Kamis (3/2) hari ini satu pasien Covid-19 yang di rawat di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) meninggal dunia.
Hal ini juga menjadi atensi, lantaran setelah sekian lama tidak ada kasus kematian, kali ini kembali masuk catatan kematian Covid-19. Tentu saja adanya angka kematian ini semakin meningkatkan rasio kasus Covid-19 dan kematian di kota Balikpapan.
“Ya ada. Ini pasien pertama lagi yang meninggal setelah sekian lama. Tentu kita jangan kendor,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty ditemui di Pemkot pada Kamis (3/2).
Wanita yang akrab disapa Dio ini mengungkapkan bahwa pasien meninggal kali ini belum pernah disuntik vaksin. Sehingga, pihaknya juga harus melakukan percepatan vaksinasi agar jangan sampai ada warga yang belum pernah divaksin.
“Yang meninggal pasien terkonfirmasi Covid-19 di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo. Pasiennya perempuan kelahiran tahun 1960, ada komorbid dan belum divaksin. Nanti kita cek juga ke Kanujoso mengenai sampel WGS nya,” ungkapnya.
Adanya tambahan kasus kematian Covid-19 ini membuat status PPKM di Balikpapan berpotendi naik ke Level 3. Dio mengatakan hal ini bisa saja terjadi bila dalam dua minggu ini pihaknya tidak dapat mengendalikan kasus.
“Ya kita berharap makanya pengendalian cepat dalam dua minggu ini supaya di inmendagri berikutnya tidak loncat dari 1 ke 3. Kalau di inmendagri kan kita lihat banyak indikator lain, salah satunya percepatan vaksinasi sangat perlu. Karena ini ada satu contoh kasus (meninggal) tidak divaksin,” jelasnya.
Dio meminta masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan (prokes) guna mencegah penularan Covid-19. Sebab pandemi masih belum berakhir, ia mengkhawatirkan gelombang ketiga Covid-19 terjadi di Balikpapan.
“Tetap patuhi prokes, karena pandemi ini masih belum berakhir. Mohon kerjasamanya dari masyarakat,” pungkasnya.