bakabar.com, BARABAI – Bukan disambut selayaknya pimpinan, kedatangan Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Rudy Puruwito ke Batalyon Infanteri 621/Manuntung di Hulu Sungai Tengah, Senin (13/6), malah diterima 10 prajurit tanpa baju.
Terlihat prajurit-prajurit itu berdiri berjejer di jalan masuk. Selanjutnya secara bersama-sama, mereka memamerkan otot-otot bak atlet binaraga di depan perwira tinggi bintang satu tersebut.
Bukan menjadi gusar, Rudy Puruwito justru terlihat bangga. Faktanya kondisi fisik prima yang ditampakkan itu, setidaknya menandakan kesiapan seorang prajurit dalam menjalankan tugas.
Diketahui 450 prajurit Batalyon Infanteri 621/Manuntung sudah menyelesaikan 12 hari pratugas atau simulasi, sebelum diberangkatkan untuk menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Utara.
Adapun kedatangan Rudy Puruwito memang bermaksud mengecek kesiapan personel, material hingga kemampuan ratusan pasukan yang dikirim.
Selain memeriksa kesiapan, Danrem juga mengajukan pertanyaan kepada pasukan mengenai indikator keberhasilan penjagaan perbatasan.
“Hal tersebut harus dilakukan agar prajurit yang berangkat, bisa sukses dan berhasil melaksanakan tugas, serta menjaga nama baik satuan,” beber Rudy Puruwito.
“Prajurit yang berangkat berjumlah 450 orang. Semua harus kembali dengan jumlah yang sama, jangan sampai kurang seorang pun,” tegasnya.
Selain mengecek kesiapan prajurit penjaga perbatasan, Rudy Puruwito juga menyambangi Kodim 1002/HST untuk memberikan sejumlah instruksi.
“Komando Teritorial seperti Korem, Kodim, Koramil dan Babinsa merupakan ujung tombak Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata),” beber Rudy.
“Prajurit teritorial harus menjadi harapan masyarakat, serta bisa menjawab keluhan maupun kesulitan di masyarakat. Juga sinergitas yang telah terbangun dengan pemerintah daerah dan Polri,” tandasnya.