bakabar.com, BANJARMASIN - Kesantunan tidak membuat orang direndahkan. Sebaliknya, malah membuat orang dihormati. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak hanya didengarkan, tapi juga akan ditaati.
Satu bukti pernyataan di atas adalah sosok Ulama Besar Martapura Kalimantan Selatan bernama KH Husin Qaderi atau Tuan Guru Husin Qaderi.
Disebutkan, Tuan Guru Husin Qaderi merupakan ulama yang memiliki sifat santun. Tidak pernah terlihat menunjukkan amarah. Sehingga, orang yang melihatnya bersimpati, bahkan sampai meneladani.
Satu ketika, Tuan Guru Husin Qaderi berjalan menuju Masjid Al Karomah untuk menunaikan salat berjamaah.
Di sisi jalan, ada anak muda sedang asyik kumpul bermain catur. Oleh Tuan Guru, anak muda itu diberi salam, hanya diberi salam, "Assalamu'alaikum."
Para anak muda itu pun tertunduk layu, menahan malu. Sebab masih asyik bercatur, padahal adzan sudah berkumandang. Mereka pun kemudian mengiringi Tuan Guru ke Masjid untuk menunaikan ibadah.
Rupanya, peristiwa itu membekas di hati mereka. Hingga keesokan harinya, anak muda itu tidak lagi bercatur saat adzan sudah dikumandangkan. Mereka lebih dulu mengambil wudhu dan langsung menuju ke masjid untuk menunaikan salat berjamaah, ibadah fardhu.
Tuan guru Husin Qaderi tidak mengajak mereka secara tegas, apalagi keras. Beliau hanya mengucap salam kepada mereka, dan berlalu begitu saja.
Namun kesan "salam" yang disampaikan ulama santun itu menghujam ke bagian terdalam hati mereka, sehingga mereka merasa diajak untuk salat bersama. Dan mereka akan sangat malu apabila mengulangi kekeliruannya.
Begitulah, jika dakwah dijalankan dengan kesantunan dan orang yang mendakwahkan memang bukan orang sembarangan.
Tanpa melakukan perintah pun, orang mudah tersentuh untuk melakukan kebajikan. Melihat dakwah mereka, Tuhan seolah memberi "pengabulan doa" lebih, sehingga dakwah mereka mudah dijalankan.
Wallahu'alam.
Baca Juga:Masjid Kayu Berumur 6,5 Abad Kembali Difungsikan
Editor: Muhammad Bulkini