bakabar.com, BANJARMASIN – Kemampuan wartawan media cetak, eletronik, dan online di Kalsel kembali diasah lewat Safari Jurnalistik.
Digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bekerjasama dengan Astra di Galaxy Hotel Banjarmasin, Senin (12/9).
Safari Jurnalistik menghadirkan sejumlah pemateri yang expert di bidangnya.
Materi diberikan berkaitan dengan kemampuan wartawan dalam menghadapi era digitalisasi sekarang.
Terutama kemampuan menciptakan iklim perubahan pola konsumsi berita dari media konvensional ke media digital, baik media online maupun media sosial.
Satu hal yang menarik disampaikan Ketua Bidang Pendidikan PWI pusat, Nurjaman Mochtar, selaku pemateri, soal bagaimana tantangan wartawan kedepan.
Sebagai ilustrasi disebutnya ke depan wartawan menghadapi era dimana ‘hantu’ takut.
Dalam pemaparannya, ia menunjukkan tayangan video sebuah mobil keluar di garasi tanpa sopir. Di samping mobil terlihat penampakan sosok hantu kaget, lalu takut hingga lari.
“Kita ini sedang memasuki era dimana ‘hantu’ takut,” kata dia, membuat suasana hening kemudian riuh sesaat.
Yang dimaksud era itu menurut dia yakni era Artificial Intelegence (AI). Era AI dan robotik makin di depan mata.
“Ingat sekarang mesin sudah bisa bikin berita. Nah, bagaimana era kedepan, posisi wartawan di mana?” imbuh dia.
Karena itu kata dia, Safari Jurnalistik ini digelar untuk membantu teman-teman jurnalis agar siap menghadapi era itu.
“Jangan sampai gagap nanti ke depan. Loh, ternyata peran kita diambil orang,” sebutnya.
Betapa tidak kata dia, presiden mengadakan jumpa pers tiba-tiba sekarang sudah tayang di platfrom, YouTube.
“(Wartawan) Yang biasa meliput di Setneg (Sekretariat Negara) hilang,” timpalnya.
Lalu dia mencontohkan, bos Astra mengeluarkan pernyataan, kemudian ada di YouTube mereka, maka selesai sudah tugas wartawan, diambil platfrom tersebut. “Nah kita masuk era itu, kita posisinya di mana,” tanya dia.
Oleh karena itu kata dia, wartawan harus punya kemampuan mumpuni, seperti membuat konten bagus.
“Konten is The King, siapa yang bisa membuat konten bagus, dia raja. Konten bagus itu jika dapat dishare (dibagikan) orang,” kata dia.
Tak hanya itu, kemampuan tersebut juga harus dibekali dengan media sosial.
Disimpulkannya ada tiga hal penting perlu dipahami wartawan di era sekarang.
“How to cread content (bagaimana membuat konten), how to where share content (kemana cara membagikan konten), dan how to manage community (bagaimana mengelola komunitas),” beber dia.
Safari Jurnalistik PWI kali ini benar-benar menambah pengetahuan wartawan.
Pasalnya masih banyak pemateri lain yang memberikan pengetahuan lainnya.
Direktur Sekolah Jurnalisme PWI Pusat Indonesia, Ahmed Kurnia bicara soal peluang wartawan konten kreator di era dinamika platform.
Lalu, Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria berbicara soal bagaimana menangkap peluang bisnis di media sosial.
Safari Jurnalistik sendiri dibuka langsung oleh Ketua Umum PWI pusat Atal Sembiring Depari.
Atal berharap wartawan kini bisa multitasking alias bisa menyelesaikan seabrek pekerjaan sekaligus dengan penyesuaian media digital yang menuntut semua pola perubahan kerja.
Hadir pula perwakilan PT Astra, Regina Panontongan, selaku Head of Media Relarions at PT Astra Internasional Tbk bersama para kepala divisi Astra di Kalsel.
Ada pula Muhammad Arifin, selaku pendiri Rumah Kreatif dan Pintar, pemenang lomba karya yang digelar Astra 2016 lalu.
Sebagai catatan, Safari Jurnalistik ini digelar sehari, sebelum Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie terpilih periode 2022-2027 dilantik Selasa (13/9).
Adapun peserta tak hanya diikuti puluhan wartawanmedia cetak, elektronik dan online, tapi juga Adpim Provinsi Kalsel Bagprokompim Setda Kota Banjarmasin, Kominfo Banjarbaru dan tidak ketinggalan, Lembaga Pers Mahasiswa.