bakabar.com, JAKARTA – Rusia mengklaim telah menguasai seluruh wilayah Luhansk, Ukraina, pada Minggu (3/78), setelah Kremlin berhasil merebut Kota Lysychansk.
“Seperti yang dilaporkan Jenderal Militer Sergei Shoigu [ke Presiden Vladimir Putin], menindaklanjuti keberhasilan operasi militer, pasukan bersenjata Rusia, bersama dengan unit militan masyarakat Republik Rakyat Luhansk, telah menguasai penuh Kota Lysychansk,” demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia, kutip CNNIndonesia.com dari Reuters.
Sementara itu, Ukraina mengatakan pasukannya telah ditarik dari wilayah Lysychansk pada Minggu (3/7).
“Terus membela kota itu bakal membawa konsekuensi fatal. Demi melindungi nyawa pembela Ukraina, keputusan untuk mundur dibuat,” demikian pernyataan dari komando militer Ukraina.
Kabar tersebut juga dikonfirmasi oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Jika komandan militer kami menarik pasukan dari titik tertentu di garis depan, tempat di mana musuh memiliki keuntungan paling banyak di ranah daya tembak, dan ini juga terjadi di Lysychansk, ini hanya berarti satu hal. Kami akan kembali [merebut kota itu] dengan taktik kami, dan karena meningkatkan suplai senjata modern,” kata Zelensky dalam pesan video pada Minggu (3/7).
Walaupun demikian, Zelensky mengatakan Ukraina bakal kembali merebut kota itu.
“Fakta bahwa kami melindungi hidup tentara kami, masyarakat kami, merupakan peran yang penting. Kami akan kembali membangun tembok, kami akan kembali mendapatkan kembali tanah kami, dan masyarakat harus dilindungi di atas apapun,” tuturnya lagi.
Lysychansk sendiri merupakan kota terbesar terakhir yang menjadi titik perlawanan Ukraina di Provinsi Luhansk.
Setelah berhasil menguasaiLuhansk, pasukan Rusia kini mencoba merebut wilayahDonetsk, yang beberapa wilayahnya masih dikuasaiUkraina.
Sementara itu, wilayah Donetsk dan Luhansk merupakan titik panas Rusia-Ukraina sejak lama.
Sebelum perang dimulai pada Februari lalu, kedua wilayah itu dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Kedua wilayah itu juga mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari Putin sebelum Kremlin meluncurkan operasi militer.