Konflik Rusia-Ukraina

Rusia Gempur Gudang Ekspor Ukraina, Pengamat: Harga Gandum akan Naik

Rusia gempur gudang fasilitas ekspor makanan di Ukraina. Hal itu merupakan serangan keempat sejak menarik diri dari Kesepakatan Ekspor Gandum.

Featured-Image
Ilustrasi - Wilayah Odesa di selatan Ukraina terkenal sebagai daerah penghasil biji-bijian, termasuk gandum. Foto: theaustralian.com.au

bakabar.com, JAKARTA - Rusia gempur gudang fasilitas ekspor makanan di Ukraina pada Jumat (21/7). Hal itu merupakan serangan keempat secara berturut-turut sejak Rusia menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menilai penyerangan itu akan berdampak pada melonjaknya harga gandum di pasar global. Negara-negara yang mengandalkan impor gandumnya dari Ukraina pasti mengalami dampaknya.

Sementara bagi Indonesia, impor gandung tidak sepenuhnya bergantung pada Ukraina, meskipun harga yang ditawarkannya cukup kompetitif. Selama ini, Indonesia melakukan impor dari banyak tempat di dunia dan Ukraina bukan satu-satunya pemasok.

Baca Juga: Impor Gandum Bisa Tersendat, Saatnya Beralih ke Jagung

"Gandum dari ukraina relatif lebih kecil, kita lebih banyak dari Australia, Brazil, Argentina, dan sebagainya," jelasTauhid kepada bakabar.com  pada Minggu (23/7).

Di waktu yang bersamaan, Rusia sedang menggelar latihan perang di Laut Hitam yang merupakan jalur ekspor biji-bijian asal Ukraina. Hal itu, ujar Tauhid, berpotensi menyebabkan kenaikan harga gandum global seiring terganggunya supply chain atau jaringan proses produksi hingga penyalurannya sehingga dapat diterima konsumen terakhir.

"Pasokan gandum dunia akan terbatas, harga gandum akan melonjak, mengganggu pemasok juga. Pasokan Rusia ke negara lain di situasi ini pun juga akan terhambat," tegasnya.

Baca Juga: Buntut Invasi ke Ukraina, Hyundai Angkat Kaki dari Pasar Mobil Rusia?

Sebagai informasi, Ukraina menjadi salah satu negara pemasok biji gandum terbesar untuk Indonesia.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menjelaskan meskipun pangsa Ukraina dan Rusia relatif kecil, namun kedua negara itu merupakan pemasok utama barang-barang penting termasuk makanan, energi, dan pupuk.  

Sejak Rabu (19/7) dini hari, Rusia menggempur wilayah selatan Ukraina di Odesa dengan rudal dan pesawat tak berawak. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan Rusia itu sengaja menghantam situs-situs di Ukraina yang digunakan untuk menyimpan 60.000 ton biji-bijian siap ekspor. Zelensky menegaskan serangan rudal Rusia itu akan berdampak pada kehidupan dunia.

Editor


Komentar
Banner
Banner