bakabar.com, BANJARBARU – Dikeluhkan pasien karena tak mendapat penanganan dengan semestinya, Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Banjarbaru meminta maaf.
Pasalnya, pihak RSDI Banjarbaru mengakui kesalahan yang dilakukan terhadap pasien Frisda Alwin (26) warga Buntok Kalimantan Tengah.
“Kepada pasien kita sudah lakukan permohonan maaf atas ketidaknyamanannya,” ujar Kabid Layanan RSD Idaman Banjarbaru dr Ani Rusmali, Senin (29/3). malam.
Ia mengatakan permasalahan dengan keluarga pasien telah terselesaikan dengan damai.
“Dan pastinya damai karena memang tidak ada sengketa, pasien nya juga di visite oleh dokter umum yang ditugasi diruang tersebut,” terang Ani.
Ihwal hasil sidang Komite Medik terhadap dokter ortopedi yang bersangkutan, diputuskan dokter tersebut diberi teguran.
“Untuk dokter diberikan teguran,” katanya.
Ani menjelaskan, dokter ortopedi beralasan, ia tidak ingat jika masih ada pasien yang belum tervisite.
“Dan, ia ada gangguan kesehatan pada matanya, ditambah kurang konsentrasi, karena kelelahan setelah melakukan operasi terhadap dua orang pasien pada hari Sabtu (27/3/2021),” ungkap Ani.
Dengan adanya kasus ini, Ani menegaskan, pihaknya akan melakukan pengawasan dan evaluasi lebih lanjut.
Sementara itu, orang tua pasien Hj Rasyidah mengharapkan, pelayanan RSDI Banjarbaru perlu diperbaiki.
Sebab, selain pelayanan kesehatan yang kurang, fasilitas ruangan untuk pasien di kelas I juga tidak memenuhi standar.
“Masa kelas I hanya AC dan ranjang untuk pasien, yang lebih parah lagi kamar mandinya di luar ruangan dan bergabung dengan pasien dari dua kamar lainnya,” ujarnya.
Rasyidah menilai, sanksi teguran tidak cukup diberikan kepada dokter ortopedi tersebut karena ditakutkan hal yang menimpa putrinya akan terulang.
“Ternyata hasil sidang komite medik tidak sesuai yang diharapkan. Kami merasa tetap dirugikan, sedangkan dokternya hanya ditegur. Sepertinya tidak ada efek jera dari kasus ini,” pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya oleh bakabar.com, pasien rawat inap akibat tabrak lari mobil tangki bernama Frisda Alwin (26) warga Buntok Kalimantan Tengah, tidak mendapatkan penanganan dari dokter di RSDI Banjarbaru.
Menurut pengakuan pasien, sejak kejadian tabrak lari mobil tangki di dekat Bundaran Masjid Agung Al Munawwarah yang menimpanya pada Kamis (25/3) siang, ia langsung dibawa ke RSDI Banjarbaru.
Lalu masuk ruang inap pada hari itu juga hingga Sabtu (27/3), namun tidak mendapatkan penanganan yang semestinya dari pihak rumah sakit.
Menurut Frisda, ia dan temannya, Arni, saat berada di IGD, langsung difoto dan cek laboratorium, karena punggungnya sakit.
Karena itu, ia pun harus rawat inap, dan harus menunggu tindak lanjut dari dokter orthopedi.
“Pukul 9 malam, masuk ke Ruang Nuri Kelas 1 A3. Namun, selama 3 hari di sini, dokter orthopedi sama sekali tidak pernah visite ke ruangan pasien,” ujarnya kepada awak media, beberapa waktu lalu.
Bahkan, katanya perawat yang memeriksa dan menyuntiknya, baru mengetahui bahwa pasien adalah korban laka lantas.
“Mereka mengira saya adalah pasien pasca operasi melahirkan,” ujar Frisda.
Karena tidak ada penanganan yang semestinya, ia pun beberapa kali meminta pulang, tetapi selalu disuruh menunggu visite dokter ortopedi yang tidak jelas kedatangannya.
Keluarga Frisda saat bertanya ke ruang perawat, terkait siapa nama dokter orthopedi yang menangani frisda? para perawat di sana bahkan tidak tahu nama dokternya.
“Apakah memang seperti ini SOP pelayanan RS Idaman Banjarbaru?,” ujar keluarga.
Ironisnya, pasien pun tidak mengetahui pasti hasil rontgent dan hasil laboratorium dari pihak rumah sakit.
“Hingga Sabtu (27/3) siang, kami disuruh menebus resep obat yang sama persis dengan hari sebelumnya, padahal dokter ortopedi yang dijanjikan belum pernah sama sekali visite,” tutupnya.