bakabar.com, WONOSOBO - Ribuan orang perebutkan 15 gunungan hasil bumi di Upacara Pisowanan Agung HUT Wonosobo ke 198. Beragam kesenian rakyat juga ditampilkan.
Lima belas gunungan yang terbuat dari beragam sayur dan hasil bumi diperebutkan warga Wonosobo. Mereka mengambil apa saja di gunungan tersebut, dari wortel hingga kacang-kacangan.
"Makna gunungan ini adalah bentuk ucapan syukur atas anugerah dari Tuhan kepada manusia," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo, Ratna Sulistyawati, Senin (24/7).
Selain memperebutkan gunungan, masyarakat juga mengikuti Pisowanan Agung yang digelar di Alun-alun.
Baca Juga: Mengenal Tari Topeng Ireng, Kesenian Rakyat Lereng Merbabu
Pisowanan Agung adalah agenda tahunan yang digelar untuk memperingati hari jadi Kabupaten Wonosobo.
Pada acara tersebut, masyarakat umum datang (sowan) menghadap Bupati Wonosobo, untuk mendengarkan petuah dan menonton beragam kesenian rakyat.
"Ada sendratari, pertunjukan, tapa mbisu, dan pengambilan air dari 7 sumber di rangkaian HUT Wonosobo ini," ujarnya.
Pada kesmepatan yang sama, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengaku bersyukur di Hari Jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo dengan mengangkat tema 'Cancut Taliwondo, Nyengkuyung Wonosobo Raharjo'.
Adapun tema yang diangkat tahun ini memiliki arti 'Bergotong-royong Mewujudkan Wonosobo Yang Maju'. B
upati Afif berharap di momentum ini menjadi semangat untuk memperkuat sinergitas, kerjasama, kolaborasi, dan gotong royong.
"Sangat perkuat sinergitas, kerjasama, kolaborasi, gotong-royong. Tahun 2023 menjadi tahun percepatan penanganan kemiskinan, ODF, maupun stunting. Bisa kita raih mana kala kita berbondong-bondong bersama," ujarnya.
Sinergitas yang kuat antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat mampu memperkokoh jalinan sesama hingga akhirnya beberapa capaian di momentum hari jadi dapat tercapai.
Seorang warga yang Kreteg yang turut memperebutkan gunungan mengaku senang bisa turut memeriahkan HUT Wonosobo dan membawa pulang sedikit hasil bumi.
"Dapat kacang panjang, wortel dan sawi, mau dimasak, ini berkah," kata Tumini yang sehari-hari bekerja sebagai petani di Kreteg, Kabupaten Wonosobo.
Ia berharap, di usia Wonosobo 198, masyarakat serta pemimpin daerahnya bisa semakin kompak untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.