bakabar.com, BANJARBARU - Sebanyak 1.855 kasus baru tuberkulosis atau TBC ditemukan di Kalimantan Selatan tahun ini. Terkait hal ini, Pemprov Kalsel ingin kabupaten dan kota lebih bersikap antisipatif.
"Temuan ini pada periode Januari sampai Maret 2023," ujar Kadinkes Kalsel, dr. Diauddin, Selasa (11/4).
Secara nasional tahun ini ada 16.926 kasus yang ditemukan. Dia mengatakan kasus ini sudah harus dieliminasi pada 2030.
Meski tergolong tinggi dengan ditemukannya ribuan kasus, tapi dia menyampaikan sejatinya temuan kasus TBC di Kalsel masih rendah. Sebab, sering kali pihak puskesmas, klinik, dan dokter praktik tidak menyampaikan laporan.
"Padahal TB ini semakin banyak ditemukan semakin baik, untuk dilakukan pengobatan dan pencegahan," tuturnya.
Sejauh ini, Diauddin menuturkan pihaknya sudah melakukan berbagai usaha untuk menekan dan mencapai target dari Kementerian Kesehatan dengan mendirikan kampung TB.
"Kemudian penyusuran kasus di lapas dan pondok pesantren serta investigasi kontak," sambungnya.
Meski belum mencapai target nasional, ia menjelaskan temuan kasus ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak 2020.
Kadinkes berharap target temuan kasus TBC di tahun ini tercapai. "Minimal mendekati," imbuhnya.
Untuk mencapai target, menurutnya tidak bisa dilakukan instansi kesehatan milik pemerintah saja, namun juga dari swasta agar masalah penularan penyakit TBC diselesaikan bersama-sama.