LIFESTYLE

Waspada! Penyakit TBC Bisa Kambuh karena Hal Ini

Penyakit tuberkulosis (TBC) bisa disembuhkan dengan menjalani pengobatan selama minimal enam bulan. Namun, gangguan ini juga berpotensi kambuh kembali

Featured-Image
Ilustrasi hasil pemeriksaan medis pada pasien TBC. Foto: Halodoc.

bakabar.com, JAKARTA - Dokter Spesialis Paru, Fathiyah Isbaniah, mengatakan penyakit tuberkulosis (TBC) bisa disembuhkan dengan menjalani pengobatan selama minimal enam bulan. Namun, gangguan ini juga berpotensi kambuh kembali.

“Walaupun sudah sembuh total, penyakit TBC masih memiliki kemungkinan untuk kambuh,” ungkapnya, dalam Webinar World TB Day yang digelar PT Kalbe Farma Tbk, ditulis Jumat (31/3).

Kasus kambuh ini, kata Fathiyah, sering terjadi pada penyintas dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Untuk menghindari hal itu, menjaga imunitas dengan mengonsumsi asupan nutrisi seimbang adalah kuncinya.

“Pastikan untuk mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung semua nutrisi, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral,” jelasnya.

TBC sendiri merupakan penyakit infeksi menular yang menyebar melalui percikan air liur ketika berbicara, batuk, ataupun bersin. Gangguan ini lebih mudah menjangkiti orang dengan imunitas rendah, entah itu anak maupun usia lanjut.

Fathiyah menyebutkan beberapa kelompok orang yang berpotensi lebih tinggi terjangkit gangguan pernapasan ini. Di antaranya, orang dengan HIV/AIDS, penyandang Diabetes Mellitus, perokok, peminum alkohol, dan orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TBC.

Adapun gejala TBC meliputi batuk berdahak maupun tidak secara terus-menerus, demam

meriang berkepanjangan, sesak nafas disertai nyeri dada, berat badan menurun, terkadang dahak bercampur darah, nafsu makan berkurang, serta berkeringat di malam hari.

Untuk menghindari risiko tertulas penyakit tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. “Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan menjaga sirkulasi udara yang baik, cahaya matahari alami, serta menjaga kebersihan dan kekebalan tubuh,” beber Fathiyah.

Editor


Komentar
Banner
Banner