bakabar.com, BANJARMASIN – Laskar Rakyat Jokowi menilai restrukturisasi yang tengah dilakukan Menteri BUMN RI Erick Thohir dalam mengurai masalah Jiwasraya merupakan langkah tepat dan elegan.
“Pada pemerintahan Jokowi jilid kedua ini, terkuak ke publik berbagai macam permasalahan BUMN. Salah satunya kasus Jiwasraya,” ucap Ketua Umum Laskar Rakyat Jokowi, Riano Oscha melalui siaran pers yang diterimabakabar.com, Sabtu (28/12) pagi.
Proses restrukturisasi ini, kata dia, membutuhkan waktu selama 6 bulan. Sehingga langkah ini harus direspons secara konstruktif. Mengingat, upaya menteri BUMN tersebut merupakan langkah reformasi birokrasi yang bebasis kinerja.
“Hal tersebut sejalan dengan Visi Indonesia Maju yang disampaikan Presiden Jokowi,” tegas Riano.
Sebagai organisasi relawan, ia sangat mendukung dan terus mengawal semua upaya yang dilakukan Erick Thohir dalam membenahi perusahaan plat merah tersebut.
Dengan tujuan menyelamatkan aset negara, khususnya menyangkut persoalan Jiwasraya.
“Jangan terpengaruh dan tidak ada yang perlu ditakuti dari berbagai pernyataan sumbang terhadap Kementerian BUMN. Tetap fokus terhadap pembenahan dan bersih-bersih BUMN ini. Apalagi pernyataan itu tak berdasarkan fakta dan data yang valid,” tambahnya.
Ia mengatakan penataan kembali Jiwasraya seperti manajemen, cashflow, instrumen investasi, aset dan kewajiban bukanlah langkah yang mudah.
Semua itu membutuhkan konsep dan pemikiran seseorang yang memiliki basic insting of business, experience, dan kecakapan membaca manajemen resiko serta sumber daya manusia.
“Kapasitas itu dimiliki Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai seorang pengusaha sukses. Ia paham betul bagaimana merespon kemelut, default, Jiwasraya terhadap portofolio yang dimiliki nasabah dengan nilai sebesar Rp12,3 Triliun itu,” jelas Riano.
Gagal bayar (default) Jiwasraya selama ini, sambung dia, memang tidaklah berdiri sendiri. Secara time series, sejak 2006 hingga 2014 silam, upaya memoles neraca keuangan agar lebih kinclong sudah berlangsung lama.
Pertanyaannya, mengapa cara itu dilakukan?
Ketua Umum Pondasi Jokowi Satu (Pojok Satu), Yuyun Pirngadi mengatakan dalam bisnis membangun kinerja keuangan perusahaan sesuatu keniscayaan, jika ingin listing di bursa saham, itu sesuatu yang banyak dilakukan korporasi.
Dalam relasi tersebut, kata dia, Jiwasraya menawarkan instrumen investasi berupa Saving Plan Product berjalan secara alami. Bahkan peminat portofolio pun terus meningkat.
Namun, perusahaan plat merah ini mengalami gangguan manajemen yang terinternalisasi kepentingan penguasa ketika itu.
Tak heran, dirut maupun komisaris selama rezim terdahulu terinternalisasi dalam ranah kepentingan the rulling class dan the rulling party. Sehingga bisnis Jiwasraya pun dinilai tak sehat.
“Kecenderungan ekspansif tanpa mengukur kemampuan besaran aset dan kewajiban, ia lakukan. Bahkan untuk membuat laporan keuangannya saja, terkesan konspirasi dengan akuntan publik melakukan window dressing,” tambah Yuyun.
Menurutnya, Saving Plan Product diminati nasabah. Kemudian tata kelola dana instrumen investasi yang diperoleh Jiwasraya direinvestasikan dalam bentuk saham.
Di lantai bursa, saham yang dimiliki Jiwasraya pada rentang waktu tertentu mengalami resiko fluktuatif. Akibatnya terjadi penyusutan aset Jiwasraya dan cashflow terganggu.
“Ironisnya, rezim saat itu mendiamkan dan semakin kronislah Jiwasraya ketika permohonan PMN tidak digubris pemerintah,” tandas Yuyun.
Baca Juga: Erick Pastikan Jiwasraya Punya Modal untuk Restrukturisasi
Reporter: Muhammad RobbyEditor: Syarif