Hot Borneo

Respons Kasus Penusukan Siswa di SMA Banjarmasin, Pengamat Pendidikan: Banyak Hal Harus Dibenahi

Kasus penusukan antar sesama siswa di salah satu SMA di Banjarmasin terus menyita perhatian publik.

Featured-Image
Ilustrasi pendidikan: zonasultra.id

bakabar.com, BANJARMASIN - Kasus penusukan antar sesama pelajar di salah satu SMA di Banjarmasin terus menyita perhatian publik.

Baru-baru ini, Prof Amka yang merupakan Guru Besar Manajemen Pendidikan di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), juga turut berkomentar.

"Kita turut prihatin mengenai kejadian ini," kata Prof Amka memulai pembicaraan pada Selasa (1/8/2023).

Melihat kasus yang terjadi, Amka menilai, masih banyak hal yang harus dibenahi agar pendidikan di Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan (Kalsel), bisa lebih baik ke depannya.

Hal penting pertama yang mesti disadari, kata Amka, pendidikan tidak melulu untuk menciptakan anak-anak murid yang pintar secara akademik. Tapi jauh daripada itu, untuk melahirkan anak-anak yang baik. Yakni baik secara adab, akhlak, kehidupan sehari-hari dan hal lainnya.

Semua kalangan, baik tenaga pendidik maupun orang tua, harus sadar betapa pentingnya pendidikan karakter.

"Pendidikan karakter mesti terus ditingkatkan lagi oleh semua kalangan. Karena, yang selama ini diterapkan, dirasa masih belum cukup untuk menguatkan pembentukan perilaku yang baik," papar Amka.

Mengapa pendidikan karakter begitu penting? Menurut Amka, jika betul-betul bisa diterapkan dengan optimal, maka akan membuahkan anak-anak murid yang berperilaku baik. 

Jika tercipta lingkungan yang baik, maka suasana di sekolah pasti akan lebih menyenangkan. Sehingga proses belajar mengajar bisa kian memberi rasa nyaman bagi para murid dalam menuntut ilmu.

Di sisi lain, Amka mengkritik, masih minornya peran guru sebagai sosok orang tua bagi anak-anak di sekolah.

"Bukan hanya bertugas mengajar akademik," tekannya.

Terlebih peran guru bimbingan konseling, pintanya, jangan hanya bertugas untuk memberikan punishment, tapi harus bisa membangung kedekatan emosional dengan para murid.

Kendati demikian, orang tua di rumah juga jangan lepas tangan terhadap perkembangan anak-anaknya.

"Semua harus berkolaborasi untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, mau di sekolah ataupun di rumah," cetusnya.

"Pendidikan harus disadari bukan hanya tanggungjawab sekolah. Semua kalangan punya andil untuk menciptakan pendidikan yang baik," sambunya.

Selanjutnya, kata Amka, sekolah-sekolah juga mesti meningkatkan kewaspadaan terhadap perilaku anak murid. Peningkatan kewaspadaan, mesti dibangun sejak penerimaan murid baru, hingga proses belajar-mengajar.

"Namun, kewaspadaan dimaksud bukan yang terkesan mencurigai, tapi dalam sisi pembinaan," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner