bakabar.com, BANJARBARU - Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarbaru Emi Lasari membeberkan hasil resesnya bersama kader posyandu di Kelurahan Landasan Ulin Timur.
Dibahas beberapa persoalan kader-kader posyandu, yang paling penting adalah ketidaktersediaan bangunan pos yandu.
"Jadi posyandu kita ini banyak menumpang di rumah RT, di rumah warga, nah solusi Pemkot sudah tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang," ujar Emi, Minggu (6/11).
Sebab, solusi Pemkot Banjarbaru, katanya meminta RT dan masyarakat mencari warga yang mau menghibahkan tanahnya kemudian baru dibangunkan posyandu.
Dan solusi itu menurut Emi sangat sulit. Ia cenderung menyarankan agar solusi diganti menjadi posyandu mobile.
"Kita sudah punya home care juga, jadi untuk melengkapinya bisa dengan posyandu mobile. Karena sulit mncari masyarakat yang mau menghibahkan tanahnya," jelas Emi.
Dengan posyandu mobile, dirasanya lebih efektif dan dapat menjangkau dengan mudah semua wilayah di Banjarbaru.
"Tingkat kunjungan posyandu juga 1 bulan sekali, kemudian pasien 30 sampai 40 dengan kader 8 orang itu masih mempuni," ujarnya mendetailnya.
Ditambah fakta di lapangan, lanjutnya jika ada warga yang tidak datang ke posyandu, maka kader datang ke rumah.
Sehingga posyandu mobile akan menjadi terobosan inovasi yang patut diperhitungkan.
"Tinggal bagaimana persiapan posyandu mobile itu, sarana dan perasarana yang harus disiapkan," sambungnya
Terakhir, Emi bilang bahwa kader posyandu juga perlu diperhatikan, semisal ditingkatkan insentifnya. Sebab menurutnya ujung tombak kesehatan di layanan masyarakat itu ialah posyandu.
"Karena sifatnya dari masyarakat untuk masyarakat. Juga sebagai upaya kita untuk menekan angka stunting di kota Banjarbaru, karena ada pemberian gizi dan vitamin untuk anak anak, nah ini sangat penting," tandasnya.
