bakabar.com, BANJARBARU - Keinginan relawan pemadam kebakaran untuk mendapat bantuan Bahan Bakar Minyak (BBM), mendapat respons dari otoritas di Banjarbaru.
Keinginan relawan disebabkan peningkatan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Banjarbaru. Hampir setiap hari mereka harus berjibaku memadamkan api.
Terkadang tidak cuma satu. Hanya dalam tempo 1x24 jam, mereka harus memadamkan api di berbagai titik.
Selain membutuhkan tenaga relawan, unit yang digunakan menuju titik api juga membutuhkan BBM. Ironisnya mereka harus mengandalkan dana swadaya untuk pengadaan BBM.
"Persoalan BBM tersebut sudah lama dikeluhkan. Hampir semua relawan mengeluarkan uang pribadi, ditambah semakin banyak titik api yang dipadamkan," ungkap Hendra, salah seorang relawan di Banjarbaru.
"Tentu kami berharap pemerintah dapat membantu meringankan pengeluaran relawan," imbuh Sekretaris di Pengayuan Rescue ini.
Untungnya suara para relawan telah didengar Komisi III DPRD Banjarbaru. Bahkan dalam rapat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarbaru, Selasa (3/10), mereka mengusulkan alokasi dana bantuan BBM.
Bak gayung bersambut, BPBD mengamini untuk mengalokasikan dana bantuan BBM untuk relawan. Namun bantuan ini baru dapat dinikmati sepenuhnya dalam tahun anggaran 2024.
"Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 35 kesatuan relawan pemadam kebakaran di Banjarbaru. Kemudian 5 kesatuan yang memiliki armada tangki, sudah mendapatkan bantuan BBM," sahut Zaini Syahranie, Kalak BPBD Banjarbaru.
"Dari catatan Kasi Kedaruratan dan Logistik, bantuan tersebut sudah berlangsung selama satu bulan terakhir," imbuhnya.
Namun 5 kesatuan relawan tersebut tidak bisa bergabung dengan BPBD, karena mesti melakukan penyelamatan di kecamatan dan kelurahan masing-masing.
"Direncanakan mulai 2024, kami akan membantu relawan dengan menyediakan BBM dan konsumsi selama bertugas dalam penanganan karhutla," janji Zaini.