Bencana Kekeringan

Ratusan Hektare Sawah di HST Terancam Gagal Panen

Ratusan hektare sawah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) terancam gagal panen karena dihantui bencana kekeringan.

Featured-Image
Sawah di Banua Jingah, Salah satu wilayah di HST yang mengalami Kekeringan akibat dampak El Nino. Foto-istimewa.

bakabar.com, BARABAI - Ratusan hektare sawah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) terancam gagal panen karena dihantui bencana kekeringan.

Seorang petani asal Kambat Utara, Nor Hilmah (49) mengungkapkan saat ini sawahnya mengalami kekeringan. Kondisi tersebut membuat benih padi miliknya tidak mengurai dan berpotensi gagal panen.

Ia berharap bencana kekeringan yang melanda Hulu Sungai Tengah dapat dicarikan solusi untuk para petani.

"Selama ini tidak pernah dapat bantuan. Mudah-mudahan nanti diberi bantuan supaya tidak terjadi gagal panen," terangnya kepada bakabar.com, Minggu (3/9).

Baca Juga: Warga Terdampak Kekeringan, PMI Cianjur Kirim 20 Ribu Liter Air per Hari

Plt Kepala Dinas Pertanian HST, Budi Satria Tanjung membenarkan hingga kini sudah terdapat beberapa petani yang melaporkan kekeringan di wilayahnya.

Hingga kini, kata Budi, sebanyak 318,3 hektare lahan persawahan di delapan kecamatan HST mengalami kekeringan.

Delapan kecamatan yang dimaksud di antaranya, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kecamatan Haruyan, Kecamatan Hantakan, Kecamatan Batang Alai Utara, Kecamatan Limpasu, Kecamatan Barabai, Kecamatan Pandawan, dan Kecamatan Batang Alai Selatan.

Dari kedelapan kecamatan tersebut, Kecamatan Pandawan merupakan kecamatan yang paling banyak melaporkan dampak kekeringan.

"Ada sekitar 240 hektare sawah dari sembilan desa yang lahan sawahnya mengalami kekeringan," ujarnya.

Baca Juga: Warga Solo Alami Kekeringan, Ramai-Ramai Beralih ke PDAM

Menanggapi laporan tersebut, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Relawan Balakar mengenai instalasi pompa air.

Langkah tersebut dilakukan sebagai inisiatif mandiri, karena selama ini lokasinya lebih sering kebanjiran dibandingkan kekeringan.

Permintaan pompa air, kata Budi sudah ajukan ke Bapak Bupati, namun prosesnya pasti lama.

"Pompa air masih minim, saat ini baru ada 2 pompa air. Jadi untuk saat ini cara tercepat itu dengan minta bantuan dari Relawan Balakar kecamatan, terutama di wilayah terdampak untuk suplai air ke persawahan," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner