bakabar.com, SOLO - Musim kemarau berkepanjangan mulai dirasakan oleh warga di sejumlah lokasi di Kota Solo. Hal itu ditandai dengan mengeringnya sejumlah sumber air milik warga.
Humas Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Solo, Bayu Tunggul Pamilih menjelaskan, sumur dangkal milik penduduk di beberapa lokasi di wilayah Solo mulai mengalami kekeringan air. Peristiwa itu sudah terjadi setidaknya dalam tiga minggu terakhir.
"Biasanya normal, gak ada masalah. Tiba-tiba sumur sekitar pada habis beralih ke PDAM. Ada yang minta ke tetangganya PDAM," ujar Bayu dihubungi, Sabtu (26/08).
Situasi itu membuat banyak warga beralih menggunakan air PDAM. Pola pemakaian air sehari-hari akhirnya berubah. PDAM yang awalnya hanya sebagai cadangan, sekarang menjadi sumber air utama.
Baca Juga: Musim Kemarau, BPBD NTT: 6 Kabupaten Status Darurat Kekeringan
Penggunaan pemakaian air PDAM yang melonjak, ternyata membuahkan persoalan. Keberadaan airnya mulai dikeluhkan warga. Mereka menyesalkan debit air PDAM yang lambat laut ikut berkurang.
Sebagai langkah antisipasi, PDAM melakukan droping air bersih ke rumah-rumah warga. Hal itu dilakukan untuk sebagai bentuk pelayanan dan tanggungjawab terhadap pelanggan.
"Sudah 3 minggu terakhir ini pemakaiannya cenderung banyak. Pada beralih PDAM bareng-bareng. Dampaknya PDAM nggak ngalir jadi minta dropping air," jelas Bayu.
Menurut Bayu, mereka yang paling terdampak adalah penduduk yang rumahnya berada di tempat yang tinggi. Karena lokasinya yang jauh di atas, dipastikan mengalami kekurangan pasokan air.
Baca Juga: Wujudkan Smart City, Solo jadi 'Giga City' Pertama di Indonesia
"Terutama yang tinggal di daerah atas geografinya, musti ga ngalir," ungkapnya.
Menurut Bayu, dropping air sudah dilakukan sejak kemarin di Kampung Pundung Gede dan Kampung Banjarsari, Kelurahan Joglo. Sedikitnya 3 ribu liter air dibawa untuk disalurkan kepada warga dengan berkoordinasi dengan BPBD Solo.
Sejauh ini, Perumda Kota Solo mengakui sedang berusaha merubah pola tekanan air di daerah talud yang ada di Kelurahan Joglo. Hal itu untuk mengantisipasi keluhan warga soal air yang tidak mengalir.
"Kemarin malam kita ubah pola tekanan di daerah talud-talud di Kelurahan Joglo. Moga moga hasilnya lebih baik, sehingga tidak ada keluhan air yang tidak mengalir," tandasnya.