bakabar.com, JAKARTA - Program pengembangan biogas menjadi salah satu strategi pemerintah dalam upaya pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi.
Selama ini, program pengembangan biogas cukup beragam, yakni biogas rumah tangga, biogas komunal, biogas industri, hingga Biomethane dan Compressed Biomethane Gas (CBG).
Rencana Umum Energi Nasional/RUEN menetapkan target kontribusi biogas pada bauran energi nasional sebesar 489,8 juta m3 pada tahun 2025. "Namun capaiannya hingga September 2022 baru 47,72 juta m3," ungkap Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo, Kamis (9/3).
Angka diatas meliputi total sekitar 52.113 unit biogas bagi rumah tangga, komunitas dan ada sebagian untuk industri. Kemudian, potensi biometan hasil pemurnian lebih lanjut dari biogas telah mencapai angka 9950 juta M3 pertahun.
Baca Juga: Resmi! Biogas Jadi Bahan Bakar yang Bisa Ditataniagakan
Secara umum, bahan baku pengembangan biometan di Indonesia, kebanyakan berasal dari limbah industri perkebunan ditambah sampah kota dan lainnya.
"Dengan dukungan para stakeholder, biogas bisa digunakan sebagai transisi energi menuju menggantikan gas bumi maupun elpiji," lanjut Edi saat memberi sambutan dalam acara Launching Perizinan Biogas.
Edi menjelaskan biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob. Biogas merupakan salah satu sumber EBT yang potensial untuk dikembangkan.
Pemanfaatan biogas dapat mengurangi dampak permasalahan lingkungan, seperti menurunkan emisi Gas Rumah Kaca hingga pengolahan limbah industri.
Baca Juga: Percepat Transisi Energi, Potensi Bioenergi Indonesia Capai 57 Gigawat
Selain itu biogas banyak digunakan untuk perkebunan, pertanian, pencegahan pencemaran air, tanah, serta udara dan yang paling utama sebagai sumber energi terbarukan.
"Kunci pengembangan biogas adalah kolaborasi. Dukungan semua pihak yaitu swasta, akademisi, media, dan Non-Governmental Organization/NGO akan membantu optimalisasi upaya pengembangan biogas,” terangnya.
Pemerintah juga terus mendorong peningkatan potensi pasar biometana. "Beberapa di antara yang tengah diupayakan adalah pemanfaatan biometana di PLTD milik PLN, substitusi bahan bakar gas di hotel, restoran, dan café (Horeca), juga pemanfaatan biometana di rumah sakit," pungkasnya.