'Bunuh Diri' karena Lukisannya Diejek
Semasa belajar di negeri orang, Raden Saleh menunjukkan perkembangan pesat. Tak sedikit pelukis muda Belada dibuat was-was dengan kehadirannya. Sampai suatu ketika, mereka menunjukkan lukisan bunga yang sangat mirip dengan aslinya kepada Raden Saleh.
Saking miripnya, lukisan tersebut dihinggapi kumbang dan kupu-kupu sungguhan. Bersamaan dengan momen itu, seketika keluar kalimat ejekan dan cemooh yang ditujukan kepada sang darah biru. Merasa panas dan terhina, diam-diam Raden Saleh menyingkir.
Selang beberapa hari usai kejadian itu, Raden Saleh benar-benar tak menampakkan diri. Hal ini tentu membuat kawan-kawannya merasa cemas, bahkan muncul dugaan bahwa pelukis Indonesia itu berbuat nekat lantaran putus asa.
Mereka lantas bergegas ke rumah Raden Saleh, namun pintunya terkunci dari dalam. Pintu pun dibuka paksa dengan didobrak. Tiba-tiba mereka saling jerit. Sesosok mayat tampak tergeletak di lantai. Mayat tersebut adalah Raden Saleh yang berlumuran darah.
Sontak, suasana menjadi hening. Mereka tak percaya kawannya itu nekat mengakhiri hidupnya hanya karena diejek. Dalam suasana panik, Raden Saleh malah muncul dari balik pintu lain. Tentu saja, hal ini kembali mengagetkan para pelukis muda Belanda.
“Lukisan kalian hanya mengelabui kumbang dan kupu-kupu, tetapi gambar saya bisa menipu manusia,” ujar Raden Saleh sembari tersenyum. Ya, sosok yang tergeletak bersimbah darah tersebut hanyalah lukisan. Hal ini menandakan, sebegitu hebatnya karya sang maestro, yang sampai-sampai mampu mengelabui manusia.
Akhir Kisah Raden Saleh
Pada 23 April 1880 pagi, Raden Saleh jatuh sakit. Tak berselang lama, dirinya dinyatakan meninggal karena pengendapan di dekat jantung yang membuat aliran darahnya terhambat.
Pelukis itu meninggal di Bogor, Jawa Barat. Dia lantas dikebumikan di Jalan Bondongan - kini bernama Jalan Pahlawan - tepat di sebelah makam istrinya, R.A. Danurejo yang merupakan putri dari Kesultanan Mataram.