Nasional

Pusat Vulkanologi: Erupsi Susulan Gunung Semeru Masih Bisa Terjadi

apahabar.com, JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya…

Featured-Image
Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12). Foto-Antara

bakabar.com, JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (PVMBG KESDM) mengungkapkan erupsi Gunung Semeru berpotensi masih bisa terjadi.

“Apakah masih ada potensi erupsi susulan? Pastinya masih ada erupsi susulan atau awan panas guguran itu masih ada, tapi seberapa besarnya kami sulit menentukan itu, tapi potensi itu masih ada,” kata Kepala PVMBG KESDM Andiani dalam konferensi pers, Minggu (5/12) kemarin.

Hal itu terbukti ketika erupsi Sabtu (4/12/21) bukan menjadi satu-satunya. Pada Minggu kemarin, Gunung Semeru tercatat dua kali erupsi namun dengan kekuatan yang tidak lebih besar. Tepatnya pukul 05.13 WIB dan 10.00 WIB.

Sebelum erupsi besar Sabtu itu, sudah ada aktivitas awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara.

Andiani menjelaskan Gunung Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava, puncak tertinggi Mahameru dengan ketinggian 3.676mdpl.

Aktivitas gunung semeru saat ini terdapat di kawah Jonggring Saloko. Letusan Gunung semeru umumnya berupa vulkanian dan strombolian, penghancuran kubah lidah serta kubah lava baru.

“Ini mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru,” ujar Andiani.

Sementara itu, dari data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setidaknya ada 14 orang meninggal.

“Korban meninggal dunia teridentifikasi di dua kecamatan, yaitu 11 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 3 orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/12).

Sebanyak 56 orang juga dilaporkan luka. Sebanyak 35 orang luka berat dan 21 orang ringan. Mereka dirawat di sejumlah Puskesmas dan Rumah Sakit yakni Rumah Sakit dr. Haryoto, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Puskesmas Penanggal.

“BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan sebanyak 5.205 jiwa terdampak kejadian sebaran awan panas guguran yang terjadi pada Sabtu lalu,” katanya lagi.

“Sampai saat ini BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait jumlah korban terdampak dan perkembangan jumlah orang yang mengungsi menjadi 1.300 jiwa,” tandasnya.

Bupati Kabupaten Lumajang sendiri sudah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru selama 30 hari.

Terhitung mulai 4 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022 berdasarkan Surat Keputusan Nomor 188.45/525/427.12/2021.

Komentar
Banner
Banner