Pemkab Barito Kuala

Pura Jagat Natha Widya Natha, Bukti Kerukunan Beragama di Batola

Berdiri kokoh di Desa Kolam Kanan Kecamatan Barambai, Pura Jagat Natha Widya Natha sekaligus memperlihatkan salah satu bentuk kerukunan beragama di Barito Kuala

Featured-Image
Sudah selesai direhab, Pura Jagat Natha Widya Natha menjadi pura terbesar di Barito Kuala. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Berdiri kokoh di Desa Kolam Kanan Kecamatan Barambai, Pura Jagat Natha Widya Natha sekaligus memperlihatkan salah satu bentuk kerukunan beragama di Barito Kuala.

Jagat Natha Widya Natha didirikan di atas lahan seluas 0,25 hektare. Sementara setelah direhab dan diresmikan Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, Kamis (30/01), pura tersebut memiliki luas bangunan sekitar 100 x 100 meter.

Sebelum direhab sejak pertengahan 2019, Jagat Natha Widya Natha terbilang cukup sempit. Padahal dalam setiap perayaan hari besar Hindu, pura ini didatangi ribuan umat dari berbagai daerah.

“Tidak cuma Batola. Umat dari Banjarmasin, Banjarbaru dan Tanah Laut juga menjalankan peribadatan di Jagat Natha Widya Natha,” papar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Batola, Made Kasim, Sabtu (01/02).

Sebenarnya Jagat Natha Widya Natha bukan satu-satunya pura di Batola. Terdapat satu pura lain di Desa Dwipasari Kecamatan Wanaraya.

Namun ukuran pura di Dwipasari lebih kecil, sehingga hanya dapat memuat umat dari desa sekitar, termasuk warga provinsi tetangga Kalimantan Tengah.

Pun Jagat Natha Widya Natha mudah dicapai menggunakan transportasi darat. Hanya dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit dari Marabahan.

“Sekarang Jagat Natha Widya Natha menjadi pura terbesar di Batola, terutama setelah diperbaiki,” papar Kasim.

Rehabilitasi Jagat Natha Widya Natha menggunakan swadaya umat dalam bentuk sumbangan tidak mengikat. Selain berbentuk materi, umat juga menyumbang dengan tenaga.

“Hal yang paling membanggakan adalah beberapa warga muslim sekitar pura, juga ikut menyumbang. Hal tersebut menunjukkan betapa rukun hubungan antar umat beragama di Batola,” jelas Kasim.

“Kami juga membanggakan perhatian Pemkab Batola yang memberikan sumbangan sebesar Rp50 juta dan langsung diserahkan Bupati,” sambungnya.

Disamping menjadi tempat ibadah, PHDI Batola juga menempatkan Jagat Natha Widya Natha sebagai salah satu objek wisata religi di Bumi Selidah.

“Kami mempersilakan masyarakat umum mengunjungi Jagat Natha Widya Natha. Namun seperti mesjid atau tempat ibadah agama lain, terdapat beberapa peraturan yang mesti diikuti,” tandas Kasim.

Peraturan tersebut antara lain melarang masuk wanita yang sedang datang bulan dan nifas, dalam keadaan kesal, berpakaian dan berbicara tidak sopan, serta dilarang memetik atau mengambil atribut pura tanpa izin pengurus adat.

Baca Juga: Kawanan Spesialis Pembobol Rumah Kosong Digulung Polisi Marabahan

Baca Juga:Merasa Risih, Ketua Komisi II DPRD Kalsel Tegur Pejabat Samsat Marabahan Saat Rapat



Komentar
Banner
Banner