bakabar.com, JAKARTA - National Project Manager MTRE3 Project Boyke Lakaseru menjelaskan Proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) telah berhasil memfasilitasi beberapa proyek EBT dan sistem Measurment, Reporting, Verification (MRV) atau pengukuran, pelaporan dan verifikasi yang akuntabel.
"Fasilitasi ini berkontribusi terhadap mendorong aksi mitigasi regional, mendorong akses energi bersih bagi rumah tangga," kata Boyke dalam diskusi yang bertema Peluang Dan Tantangan Investasi Sektor EBT di Indonesia, Rabu (17/5).
Boyke menambahkan, selain itu MTRE3 juga berkontribusi dengan mendukung penerapan energi terbarukan pada bangunan gedung, mendorong mobilisasi investasi publik untuk sektor EBT, hingga mendorong syarat pemungkin bagi kesiapan karbon domestik.
Namun, dikatakan Boyke, selain keberhasilan itu, masih ada tantangan-tantangan yang dihadapi selama proyek berjalan. Maka itu perlunya inovasi yang adaptif untuk menyesuaikan kondisi yang dinamis, sehingga risiko akibat tantangan dapat diminimalkan.
Baca Juga: ESDM Luncurkan Lintas EBT, Layanan Investasi EBT dan Konservasi Energi
"Kerjasama multi pihak (pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, serta masyarakat) sangat diperlukan dalam mendorong pelaksanaan proyek MTRE3 serta ketercapaian targetnya," imbuhnya.
Hari ini, Rabu (17/5), Kementerian ESDM meluncurkan Layanan Informasi dan Investasi Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang disingkat Lintas EBTKE. Lintas EBTKE merupakan unit pelayanan terpadu satu pintu Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pada tahun 2022, dilaksanakan pengembangan sistem informasi Lintas EBTKE dan peningkatan kapasitas mengenai EBTKE melalui kegiatan Integrated Market Service Center (IMSC) kepada pemerintah daerah di empat provinsi percontohan. Pengembangan kapasitas ini didukung oleh Proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3).
Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru,Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Sahid Junaidi menjelaskan kehadiran Lintas EBTKE sebagai salah satu bagian dari upaya mendorong percepatan investasi sektor EBTKE yang tentunya melalui digitalisasi pelayanan publik.
Baca Juga: Selama Masa Transisi, Gas Bumi jadi Pilihan Indonesia Sebelum ke EBT
Lintas EBTKE juga diharapkan mendorong mobilisasi kegiatan usaha dan investasi pengembangan EBTKE, guna mendukung pencapaian target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025 dan target reduksi emisi sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) serta transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Menurut Sahid, pada tahun 2017, proyek Lintas EBTKE telah memberikan manfaat kepada masyarakat di 4 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Dan proyek ini juga sudah mendekati akhir masa implementasinya yaitu pada bulan Juni 2023. Dan target-target yang akan dicapai dengan akhir nanti yaitu mendukung turunan emisi CO2," jelasnya.