bakabar.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pengembangan akuakultur penting sebagai antisipasi ketidakpastian ekonomi global.
Akuakultur merupakan kegiatan pemeliharaan dan penangkaran hewan dan tumbuhan dengan menggunakan air ebagai komponen utamanya. Akuakultur sering disebut pertanian versi perikanan.
“Perikanan merupakan unsur penting dalam pembangunan yang berbasisi pendayagunaan bersumber daya secara berkelanjutan," ujarnya dalam National Shrimp Action Forum secara virtual, Rabu (26/10).
Baca Juga: Soal Pendanaan Startup, Banyak yang Keliru dengan Cara Kerjanya
Indonesia, menurut data FAO tahun 2022 menempati peringkat kedua sebagai kontributor produk akuakultur utama di dunia.
Indonesia memiliki volume produksi akuakultur yang cukup besar, setelah China. Nilai produksi akuakultur Indonesia mencapai 14,8 juta ton.
“Sehingga Akuakultur memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia,” kata Luhut.
Produk akuakultur, berperan sangat penting terhadap Indonesia. Peran tersebut yaitu meningkatkan perolehan devisa negara.
Baca Juga: Jakarta Ada Pemutihan Pajak, Simak Cara Mengurus Balik Nama Kendaraan
Pengembangan produksi akuakultur juga dapat membuka dua juta lapangan pekerjaan di sektor pembudidayaan ikan.
“Terakhir adalah sebagai sumber daya protein penting untuk masyarakat,” ungkapnya.
Penerapan produksi akuakultur yang baik, dapat menjadi pendukung utama ekonomi biru atau blue economy, yang merupakan isu utama dunia.
Ekonomi biru memiliki tujuan untuk memanfaatkan potensi sumber daya laut dengan tujuan untuk memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi.
“Perikanan perlu kita terus genjot dalam aspek produktifitas dan nilai tambahnya dengan tetap mengedepankan prinsip berkelanjutan,” tutupnya.