Kondisi Perekonomian Bali

Tumbang saat Pandemi, Bappenas Dorong Bali Beralih ke Ekonomi Hijau dan Biru

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Beppenas) Suharso Monoarfa menyatakan agar Bali mulai mengembanganka

Featured-Image
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa. Foto: apahabar.com/Ayyubi

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Beppenas) Suharso Monoarfa menyatakan agar Bali mulai mengembangankan ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy).

Pasalnya, selama pandemi Covid-19 melanda Pulau Dewata tersebut mengalami kelumpuhan ekonomi. Sebab, selama ini Bali terlalu menggantungkan pada sektor pariwisata.

“Bappenas mencoba memulihkan Bali setelah masa COVID-19, dan kita ingin membuat bagaimana Bali tidak bergantung pada pariwisata saja," katanya seperti dilansir Antara dikutip Selasa (21/11).

Baca Juga: PUPR: Dukungan Pembangunan Infrastruktur Dasar IKN Capai Rp60,99 Triliun

Selain Bali, Bappenas juga mulai mengembangkan ekonomi biru dan ekonomi hijau di Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur sebagai penopang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ketergantungan pada kunjungan wisata untuk menghidupkan Produk Domestik Bruto (PDB) Bali juga mengalami penurunan karena pariwisata yang masih mendominasi.

Adapun saat ini, para pelaku ekonomi di Pulau Dewata sudah mulai menggerakan sektor pertanian, sektor makanan, sektor industri, hingga sektor pakaian jadi.

Baca Juga: Pergerakan Masyarakat Selama Libur Nataru Diprediksi Mencapai 107,63 Juta Orang

“Banyak hal yang bisa kita dorong pada mereka, (seperti) memberikan kontribusi peluang bisnis kepada, misalnya batik Pekalongan. Banyak orang menganggap batik di Bali itu dibuat di Bali, tetapi ternyata tidak semuanya dibuat di Bali, datangnya dari Pekalongan. Mentahan dari ukiran-ukiran itu diambil dari Jawa Tengah, dan kemudian finishing, ukiran yang lebih detailnya itu dibuat di Bali,” ujar Suharso.

Selain itu, pemerintah juga sudah mendorong Bali untuk mengembangkan pembangkit listrik dari tenaga sampah yang kemudian dikelola menjadi pelet, agar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat emisi pembangkit listrik yang memakai batu bara.

“Ini kita dorong dan akhirnya bisa. Jadi, apa yang ingin saya sampaikan, Bappenas bisa mendemonstrasikan kebijakannya dan bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah, dan kita bersyukur itu bisa terbangun,” jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner