bakabar.com, JAKARTA - Suka menunda pekerjaan? Bukan berarti malas, mungkin saja kamu tipe Procrastination, ada cara untuk mengatasinya loh.
Procrastination, dalam bahasa Indonesia berarti menunda, yang artinya kebiasaan seseorang dalam menunda-nunda pekerjaan atau tugas. Berbeda dengan malas, seorang procrastination ditandai pertimbangan yang tak logis ketika menunda.
"Procrastination ini tidak terlalu spesifik untuk didiagnosis, namun termasuk dalam kondisi psikologis dan harus diketahui alasan mereka melakukannya," ujar Jenny Yip, psikolog knlinis dan direktur eksekutif di Little Thinkers Center, Los Angeles, dikutip CNN.
Penundaan yang dilakukan tentu memiliki konsekuensi bagi kehidupan, seperti tertinggal dalam pekerjaan hingga gagal mencapai tujuan pribadi. Selain itu hal ini juga berdampak pada emosional dan mental.
Menurut sebuah penelitian terhadap 3.500 mahasiswa di Amerika, hal ini juga dikaitkan dengan depresi, kecemasan, stress, kurang aktivitas fisik dan tidur, kesepian hingga kesulitan dalam ekonomi.
Seorang yang memiliki Proscrastinate, harus memerlukan kesadaran dan strategi untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
"Cara termudah adalah dengan melawan rasa menunda tersebut," ucap Vara Saripalli, psikologis klisis di Chicago.
Tipe-tipe Procrastination
Menurut Yip, seseorang yang suka menunda pekerjaan cenderung seorang dengan sifat perfeksionis.
"Seorang perfeksionis mengharuskan semua berjalan sempurna, dan tidak mau mengerjakan pekerjaan jika tidak berjalan dengan lancar," kata Yin.
Mereka akan berlebihan menanggapi hal yang dinilai dari orang lain, dan memilih menunda pekerjaan sampai mendapatkan waktu terbaiknya, biasanya pada menit-menit terakhir dan dibawah tekanan, banyak diantara meraka merasa senang karena berhasil mengatasi masalah tersebut.
Seorang Proscrastination memiliki beberapa tipe, diantaranya:
Pemimpi (The Dreamer)
Seorang pemimpi (dreamer), mereka adalah seseorang dengan banyak ide kreatif namun sulit mengerjakan dan tidak mau bekerja terlalu keras untuk menyelesaikannya.
Yin juga menyarankan untuk melatih diri membedakan antara mimpi dan tujuan, capai tujuan dengan enam pertanyaan: apa, kapan, di mana, siapa, mengapa dan bagaimana.
Mengubah kata segera dengan waktu yang lebih spesifik, dan menuliskan rencana kerja untuk membantu mengerjakan hal tersebut.
Penentang (The Defier)
Seorang penentang ini cenderung memandang hidup berdasarkan dari orang lain inginkan, bukan apa yang mereka inginkan. Dan mempunyai sifat pesimis, yang mengurangi motivasi untuk menyelesaikan tugas.
Temukan cara positif agar dapat mengontrol perasaan dan diri. Berusaha untuk bertindak daripada bereaksi, dan coba bekerja secara tim.
"Jika sesuatu tidak sesuai dengan harapan, dibanding diam mengenai itu, lebih baik menanyakan hal yang tidak sesuai dengan keinginan," ungkap Yip.
Cara Penanganan
Sama seperti kecemasan atau masalah kesehatan mental lain, cukup sulit dalam menangani penundaan ini. Namun beberapa tips dapat mengurangi rasa penundaan yang ada pada diri.
Membuat timeline dalam mengerjakan tugas: Ketika semua sudah berada pada posisinya, kamu akan lebih mudah untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan takaran, dan hindarilah mengerjakan pada menit-menit terakhir deadline tersebut.
Percayakan bahwa kamu dapat mengatasi ini: Menurut Yip, jika kamu yakin pada sesuatu maka sistem dalam tubuhmu akan mempercayakan hal tersebut dan mengupayakan hal tersebut terjadi.
Kita harus menyadari bahwa kebiasaan menunda adalah soal emosi, bukan produktivitas. Solusinya selanjutnya adalah mengelola emosi kita dengan cara yang lebih baik.
Namun jika procrastinator masih terus berlangsung dan membuat kecemasan berlanjut, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan seorang profesional yang dapat mengeluarkan dari zona tersebut.