Kopi Dan Jeruk Kintamani

Potensi Kopi dan Jeruk Kintamani, Teten: Perlu Dikelola Koperasi

Menteri Koperasi dan UMKM meminta produksi dan pemasaran kopi dan jeruk Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, dikelola dengan sistem koperasi.

Featured-Image
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki (tengah baju biru) didampingi Bupati Bangli Sedana Arta (baju hitam) memberikan penjelasan kiat memajukan usaha pertanian melalui koperasi. (Dok Humas)

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UMKM (Menkop UKM) Teten Masduki meminta produksi dan pemasaran kopi dan jeruk Kintamani yang  dikelola secara "corporate farming" tepatnya dengan sistem koperasi. Dengan koperasi, produksi makin meningkat, baik di pasar lokal, nasional dan internasional, sehingga makin mensejahterakan petani dan masyarakat sekitarnya.

"Kopi kintamani sudah terkenal di tingkat nasional dan internasional, bahkan kopi kintamani pernah masuk istana negara untuk menjamu tamu- tamu negara saat pelaksanaan upacara 17 Agustus. Kualitas Kopi Kintamani sudah bagus, namun saat ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana bisnis modelnya," kata Menkop UMKM Teten Masduki, Selasa (2/5).

Selain kopi, kintamani juga memiliki jeruk dengan kualitas yang baik, namun di saat musim panen raya malah harga jeruk turun, bahkan sampai jatuh sendiri dari pohonnya.

"Maka dari itu kita harus memperhatikan dua hal, yaitu kelembagaan produksinya dan hilirisasi. Kita tidak boleh lagi bertani sendiri-sendiri, tetapi harus menerapkan corporate farming dengan memperkuat kelembagaan koperasi," ujar Teten.

Baca Juga: Kopi Khas Indonesia Cetak Transaksi Rp305 Miliar di Amerika Serikat

Nantinya, koperasi yang membuat tempat pengolahan jeruk saat panen raya, sehingga jeruk masih memiliki nilai ekonomi.

"Kementerian Koperasi dan UMKM akan hadir untuk membantu proses tersebut," janji menteri.

Senada, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengutarakan, daerahnya memiliki potensi komoditas unggulan yakni kopi, jeruk dan bawang merah yang pemasarannya sudah ke tingkat regional, nasional bahkan sudah ke tingkat internasional, khususnya untuk komoditas kopi.

"Komoditas kopi yang dikenal oleh masyarakat pencinta kopi adalah jenis kopi Arabika, yang memiliki aroma khas dan oleh dikenal dengan nama kopi Kintamani," terangnya.

Baca Juga: Tingkatkan Literasi, BMKG: Petani Kopi Harus Dibekali Informasi Iklim

Secara statistik jumlah lahan kopi yang ada di Kabupaten Bangli seluas 5.921,18 Ha, dengan produksi rata-rata per tahun sebanyak 2.082,30 Ton, sedangkan untuk luasan lahan jeruk di Kabupaten Bangli seluas 3.554.123 Ha, dengan produksi rata-rata per tahun 147.278 Ton.

Potensi tersebut merupakan salah satu kekuatan ekonomi masyarakat Bangli apabila dikelola secara baik akan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat. "Salah satu bentuk pengelolaannya adalah berupa koperasi, disamping bentuk usaha lainnya," jelasnya.

Jumlah koperasi aktif yang ada di Kabupaten Bangli adalah 202 Badan Hukum, dengan jumlah anggota seluruhnya 63.685 orang dengan total asset 698.566.125.240 rupiah, dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 1.067 orang.

Baca Juga: Inovasi Baru, DKUM Depok: Pengawasan Koperasi dengan Aplikasi Sipaskop

Dari jumlah koperasi tersebut, Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya, Koperasi Pemasaran KBS Kopi Arabika MPIG dan Koperasi Konsumen Mitra Sentana Mandiri merupakan koperasi yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan jeruk.

"Jumlah koperasi yang bergerak di bidang komoditas kopi masih lebih sedikit di banding potensi yang ada, karena masih banyak kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak secara sendiri dalam pengelolaan kopi," tandasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner