News

Polusi Udara dan Bau Pesing Mengepung Jantung Ibu Kota Jakarta

Ibu kota Jakarta dikenal sebagai salah satu kota dengan predikat kualitas udara terburuk di dunia. Kondisi tersebut mengancam kesehatan warga.

Featured-Image
Salah seorang warga bermasker melindasi Monumen Selamat Datang di kawasan Bundaran HI. (Foto: Tribunnews)

bakabar.com, JAKARTA - Jakarta dikenal sebagai salah satu kota dengan predikat kualitas udara terburuk di dunia. Selain mengancam kesehatan, kondisi tersebut juga dapat mengurangi kualitas hidup warga.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengungkapkan banyak sumber yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara termasuk bau tidak sedap. Beberapa di antaranya bau pesing hingga bau busuk di wilayah DKI Jakarta.

"Kalau penyebab bau itu sumbernya banyak, jadi bisa dikatakan penguapan atau bau yang nguap itu karena mungkin ada faktor," katanya saat dikonfirmasi bakabar.com, Minggu (4/12).

Baca Juga: Soal Pencopotan Sekda DKI Jakarta, Pengamat: Asal Main Sikat!

Penyebab-penyebab pencemaran bau di wilayah DKI Jakarta, kata Yayat, selama ini disebabkan oleh polusi sampah, saluran air yang kotor, limbah, polusi kendaraan, sampai polusi sungai.

Kendati begitu, Yayat menjelaskan untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan penelusuran sumber bau yang terjadi di sepanjang hari.

"Jadi di sini sebetulnya kita yang harus tanya kepada masyarakat, sumber baunya bagaimana, berapa lama, terjadinya siang atau malam hari atau sepanjang hari, itu menjadi penting," imbuhnya.

Baca Juga: Mayor Paspampres Pemerkosa Prajurit Kostrad Kini Ditahan di Pomdam

Jika penyebabnya sudah diketahui, langkah selanjutnya bisa memakai teknologi untuk menghilangkan bau pencemaran dengan dikendalikan oleh zat-zat kimia.

"Atau, misalnya ada teknologi yang digunakan agar pencemaran yang dihasilkan oleh bau itu bisa dikendalikan dengan zat-zat kimia tertentu. Jadi di situlah yang harusnya menjadi sumber baunya," katanya.

Seruan Masyarakat Terhadap Buruknya Kualitas Udara Jakarta. (Foto: Antara)
Seruan Masyarakat Terhadap Buruknya Kualitas Udara Jakarta. (Foto: Antara)

Selain itu, seorang driver Gojek, Suki juga menyebut bahwa udara Jakarta bau seperti pesing dikarenakan banyaknya orang kencing sembarangan. Ini dikarenakan masih adanya keterbatasan penyediaan fasilitas toilet umum.

"Harus dibersihkan biar wangi, dan disediakan di setiap halte ada tempat toiletnya gitu agar orang tidak jauh kalau mau kencing. Kita kan kalau ke pom bensin lumayan jauh," ujar Suki kepada bakabar.com, Minggu (4/12).

Senada dengan Suki, seorang penjual rokok keliling David menyebut bahwa udara Jakarta bau dikarenakan masyarakat banyak yang kencing sembarangan.

"Orang kencing sembarangan kali, tergantung di Jakarta mananya. Kalau Jakarta Utara kita gak aneh lagi," ujar David.

Baca Juga: Gerakan Nusantara Bersatu Tuai Kritik, Relawan: Pendukung Jokowi Tidak Lagi Solid

Namun menurut David kalau Jakarta Selatan udaranya masih bersih dan lebih jika dibandingkan Jakarta lainnya. Dan yang pasti memfasilitasinya tempat-tempat agar tidak bau.

"Kalau Jakarta Selatan enggak (bau) kayaknya dah, masih bagus kalau Jakarta Selatan dibanding Jakarta lainnya, ya kalau untuk fasilitas mah harus mau gak mau," imbuhnya.

Seperti diketahui BMKG mencatat konsentrasi partikulat PM 2,5 di Jakarta tahun 2022 ada di atas level 77 µg/m3 (mikrogram per meter kubik). Hal ini menandakan kualitas udara Jakarta tidak baik.

Editor


Komentar
Banner
Banner