Hot Borneo

Polisi Ungkap Kronologi Pria Tenggelam di Puntik Tengah Batola

Kronologi pria tenggelam di Desa Puntik Tengah, Kecamatan Mandastana, Barito Kuala (Batola), Selasa (3/1), berhasil dirangkum kepolisian.

Featured-Image
Sejumlah relawan berjibaku mencari korban tenggelam di sungai samping Jalan Banjarmasin-Marabahan. Foto: Relawan Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Kronologi pria tenggelam di Desa Puntik Tengah, Kecamatan Mandastana, Barito Kuala (Batola), Selasa (3/1), berhasil dirangkum kepolisian.

Seorang pemuda bernama Aulia Nafarin, tewas tenggelam di sungai samping Jalan Banjarmasin-Marabahan.

Jenazah warga Jalan Sutoyo S Kompleks Wildan, Banjarmasin Barat, tersebut berhasil dievakuasi sekitar pukul 16.10 Wita oleh relawan setempat.

Berdasarkan keterangan saksi yang dihimpun Polsek Mandastana, awalnya korban mengendarai mobil menuju arah Marabahan bersama seorang rekan kerja bernama Rahmat Hidayat.

Sebelumnya diberitakan Rahmat Hidayat adalah ayah korban. Namun setelah pemeriksaan polisi, ayah korban tidak berada di tempat kejadian.

"Setibanya di tempat kejadian sekitar pukul 12.30 Wita, korban memarkirkan mobil di pinggir jalan dan melangkah keluar menuju arah sungai," papar Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko, melalui Kapolsek Mandastana Iptu Abdul Kadir Munsyi.

Baca Juga: Pamit Buang Air Kecil, Seorang Pria Tenggelam di Sungai Puntik Tengah Batola

"Kemudian korban kembali ke mobil dengan kondisi basah kuyup dan sempat ditanya saksi. Korban hanya menjawab tercebur ke sungai, ketika buang air kecil," imbuhnya.

Setelah membentangkan baju yang basah di mobil, korban keluar lagi tanpa berbicara sepatah kata pun kepada Rahmat.

Namun hingga sekitar pukul 15.00 Wita, korban tidak kunjung kembali ke mobil. Selanjutnya Rahmat mulai meminta bantuan kepada warga sekitar, karena menduga korban tercebur.

Terlebih di pinggir sungai, hanya terlihat sepasang sandal milik korban. Pencarian pun langsung dilakukan, sampai akhirnya jenazah pria berusia 26 tahun itu ditemukan.

"Menurut keterangan keluarga, korban tak memiliki riwayat penyakit yang memungkinkan kematian mendadak seperti gangguan jantung. Namun korban diakui tidak bisa berenang," tandas Kadir.

Editor


Komentar
Banner
Banner