Kabur hampir sebulan lamanya, Herlan dilaporkan sempat terlihat keluar dari lokasi persembunyiannya. Namun begitu, entah mengapa warga yang melihatnya tak melapor.
"Ada yang berpikiran pelaku ini kalau malam kembali ke rumahnya. Kalau hari menjelang subuh kemungkinan turun lagi [ke hutan]," ujar Yayar Safari, kakak kandung Didi Rahman kepada bakabar.com.
Keluarga berharap Herlan segera menyerahkan diri. Bagi Yayar, kematian adik semata wayangnya itu sudah sangat meninggalkan duka mendalam.
"Orang tua saya sakit-sakitan memikirkan pelaku pembunuhan adik belum tertangkap. Kami cuma bisa berdoa semoga dia segera tertangkap," ujar Yayar.
Didi meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang masih berusia 9 tahun. Keduanya kini harus tinggal bersama orang tua Didi.
Untuk menafkahi keluarganya, selama ini mendiang Didi hanya bergantung hidup dari berternak ayam.
"Setiap bulan dia dapat bantuan PKH, ya dirit-irit," ujar Yayar.
Lantas bagaimana dengan Herlan? Sosok Herlan sebenarnya dikenal sebagai pribadi yang baik.
Namun Herlan mempunyai kebiasaan menegak minuman keras. Yang jika dalam kondisi mabuk, ia kerap menenteng senjata tajam dan menantang duel warga.
"Setelah dia bebas dipenjara Kotabaru. Herlan kembali ke Gambah. Tidak pernah ke mana mana lagi. Selalu di Gambah saja," ujarnya.
Usai Herlan kembali berulah, sang istri harus ikut menanggung perbuatan suaminya itu. Ia terpaksa pulang ke kampung halaman di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
"Dapat kabar, istrinya sudah pulang ke kampung halaman. Di Amuntai," ujar Yayar.
Dilengkapi oleh HN Lazuardi
Cerita Baru di Balik Pembunuhan Gambah HST, Dermawan di Tengah Keterbatasan