News

Polisi Beberkan Motif Kematian Satu Keluarga di Kalideres: Terkait Aktivitas Ritual

Setelah lebih dari dua pekan, motif kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, perlahan mulai memperlihatkan titik terang.

Featured-Image
Garis polisi melintang di rumah tempat kejadian keluarga yang ditemukan tewas mengering di Kalideres. Foto: Wahana

bakabar.com, JAKARTA - Setelah lebih dari dua pekan, motif kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, perlahan mulai memperlihatkan titik terang. Polisi menduga kematian korban disebabkan mendalami aktivitas ritual tertentu.

Dugaan tersebut juga dilatarbelakangi temuan buku-buku lintas agama, mantra hingga kemenyan di rumah korban, serta hasil pemeriksaan ahli psikolog forensik.

Adapun korban yang aktif melakukan ritual bernama Budyanto Gunawan. Pria berusia 68 tahun ini merupakan saudara ipar/paman dalam keluarga tersebut dan juga ditemukan tewas.

Sedangkan korban lain yang ditemukan tewas dalam kondisi mengering adalah Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (58), serta  anak mereka bernama Dian (40). 

"Ada kecenderungan dominasi salah satu anggota keluarga yang mengarah kepada almarhum Budyanto. Korban bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," papar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, dalam keterangan pers, Selasa (29/11).

Aktivitas ritual Budyanto diduga diikuti tiga anggota keluarga lain yang turut tewas. Semua korban diduga meyakini ritual yang diyakini dapat membuat hidup mereka akan menjadi lebih baik.

"Hal itu mengakibatkan suatu believe dalam keluarga tersebut. Melalui ritual  yang dilakukan dapat membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah dalam keluarga," jelas Hengki.

Bukan Akibat Kepalaran

Sembari memperdalam motif yang mencuat, Polda Metro Jaya menegaskan analisis awal terkait penyelidikan kematian satu keluarga di Kalideres itu bukan disebabkan kelaparan.

Analisis ini sekaligus mematahkan dugaan yang menyebut kematian satu keluarga itu adalah disebabkan perampokan. Terlebih penyidik menemukan bukti digital komunikasi dari salah seorang penghuni rumah untuk menjual sejumlah barang dari rumah tersebut.

Kepolisian juga telah melacak dan memintai keterangan pihak pembeli barang tersebut. Dari hasil pemeriksaan terhadap saksi, terungkap fakta bahwa salah anggota keluarga tersebut telah meninggal sejak Mei 2022, tapi tidak dilaporkan.

Selain perampokan dan kelaparan, polisi juga memastikan keempat korban meninggal bukan karena keracunan. Dari hasil pemeriksaan, tidak diitemukan racun atau zat berbahaya dalam tubuh korban.

"Penyebab kematian keempat korban dalam satu keluarga itu bukan karena keracunan. Juga bukan diakibatkan tindakan kekerasan," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.

"Hasil pemeriksaan juga tidak mengarah kepada kelaparan. Artinya kelaparan tersebut bukan karena tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan," tandasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner