bakabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan calon investor mulai mengantre untuk melakukan investasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.
Dari sekian investor yang masuk tersebut memiliki ketertarikan untuk melakukan investasi pembangkit listrik tenaga air. Meski begitu, hingga saat ini masih belum ada finalisasi untuk melakukan rencana investasi tersebut.
"Tidak semua kita terima, tapi kita yang kedua ini yang agak gede yang hydropower ini memang belum final," katanya usai meresmikan PLTS Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, seperti yang disiarkan secara daring di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/11).
Baca Juga: Jokowi Bertolak ke Purwakarta untuk Resmikan PLTS Terapung Cirata
Jokowi berharap dengan diresmikannya PLTS Terapung Cirata tersebut dapat menambah realisasi EBT dalam bauran energi nasional mencapai 23 persen pada 2025.
Meski begitu, guna mencapai target tersebut negara membutuhkan upaya keras di antaranya dengan mengajak investor menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur EBT seperti pembangkit tenaga listrik tenaga surya, tenaga air, geothermal dan tenaga angin.
“Memang tidak mudah, karena kemarin ada Covid-19, tapi komitmen kita bahwa akan terus kejar target yang sudah kita berikan,” ujarnya.
Baca Juga: Luka Petani, Rencana Impor Beras di Penghujung Tahun
Jokowi juga menyebut PLTS Terapung Cirata merupakan PLTS terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, di Cirata sebelumnya sudah terdapat PLTA berkapasitas 1.000 MW dan ditambah dengan PLTS Terapung Cirata sebesar 192 MWp.
PLTA Terapung Cirata berhasil dibangun berkat kerja sama Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, PLN dan perusahaan asal UEA, Masdar.