Kedua, mendesak produsen Wings Group untuk segera mengumumkan komitmen keseriusan perusahaan dan roadmap pencegahan dan pengurangan timbulan sampah plastik kepada publik.
"Ketiga, menetapkan target dan roadmap yang detail, jelas dan tegas dalam upaya menghentikan penjualan produk kemasan sachet mulitilayer dan kemasan plastik sekali pakai menjadi system distribusi reusable refillable," kata Rikat yang juga mahasiswa aktif Ilmu Sejarah Universitas Negeri Malang ini.
Keempat, mendesak produsen Wings Group untuk meningkatkan investasi pada solusi sesungguhnya untuk penanggulangan krisis plastik, yaitu mengembangkan material, teknologi dan system distribusi yang aman dan berkelanjutan untuk mengganti plastik sekali pakai menjadi system reuse refill.
Selain itu, diperlukan penerapan Extended Producer Responsibility (EPR) untuk meningkatkan pengumpulan dan pemilahan sampah plastik dari konsumen secara menyeluruh untuk semua kemasan yang dihasilkan.
Adapun yang kelima, mendesak produsen Wings Group untuk melakukan upaya pencegahan kontaminasi bahan kimia beracun dan partikel mikroplastik penganggu hormon dan karsinogenik pada produk dan kemasan produk yang dipasarkan.
Sedangkan keenam, mendesak produsen Wings Group melakukan upaya pembersihan dan pengumpulan sampah sachet dan plastik yang tercecer di perairan Indonesia, termasuk Indonesia.
Ketujuh, Rikat yang juga Rikat yang juga peneliti sejarah pencemaran sungai Indonesia ini juga mendukung upaya pemerintah dan masyarakat dalam membangun dan mereplikasi kawasan pengelolaan sampah mandiri sesuai prinsip Zero Waste di desa-desa.
"Terakhir, mendesak produsen Wings Group aktif melakukan edukasi kepada konsumen tentang bahaya plastik dan ajakan untuk beralih pada sistem distribusi reuse dan refill produk melalui iklan masyarakat secara massif dan masal di televisi, media cetak dan media online," pungkasnya.