bakabar.com, BANJARMASIN – Plasma konvalesen di Kota Banjarmasin kembali mengalami kelangkaan. UDD PMI Banjarmasin pun memutar otak untuk mencari penyintas Covid-19.
Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, Aulia Ramadhan Supit mengatakan, pihaknya telah membuat daftar antrean rumah sakit yang membutuhkan plasma.
“Dahulu, langsung bisa di-drop ke rumah sakit. Sekarang, lantaran belum dapat dipenuhi, maka mau tidak mau perlu mengantre,” ujarnya.
Ada sejumlah alasan, kata Rama -akrab disapa-, mengapa saat ini plasma konvalesen sulit didapatkan. Selain karena jumlah pendonor berkurang, juga dikarenakan tidak semua pendonor memenuhi syarat.
"Jumlah pendonor (minimal) itu terpenuhi, namun tidak kesepuluh orang itu bisa diambil antibodinya. Karena titer antibodinya tidak mencukupi. Kalau pun ada, hanya satu orang saja yang bisa diambil,” jelasnya.
Saking sulitnya, sambung Rama, pihaknya pernah memeriksa lima belas orang penyintas sekaligus. Sayangnya, kelima belas orang itu tak ada satu pun yang bisa diambil plasma-nya.
“Kemungkinan titer antibodinya hanya bisa untuk dirinya sendiri. Tak bisa didonorkan untuk orang lain,” tambahnya.
Dalam sehari, minimal permintaan plasma konvalesen ada 10 kantong. Lantaran belum bisa terpenuhi, permintaan pun akhirnya terus menumpuk.
Kekurangan ini menurut Rama terjadi di seluruh daerah di Indonesia.
“Biasanya kami bisa bantuan ke DKI Jakarta dan Surabaya, agar bisa mendrop pasokan plasma konvalesen. Tapi, petugas di sana sendiri untuk mencukupi daerahnya juga kesusahan,” urainya.
Untuk itu, ia berharap besar kepada penyintas yang sudah sembuh, bisa datang langsung ke UDD PMI untuk diperiksa dan diambil antobodinya.
“Kami juga mengimbau kepada instansi terkait agar mau mengantarkan karyawannya untuk menjadi pendonor,” tuturnya.