bakabar.com, BANJARMASIN - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin bersama Unit Donor Darah (UDD) melakukan kunjungan kerja ke UDD PMI Sidoarjo dan Gresik, Jawa Timur (Jatim).
Kunker juga diikuti Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Banjarmasin Rusmadi dan Wakil Wali Kota Ariffin Noor.
Sedangkan kunker PMI Kota Banjarmasin dan UDD dipimpin langsung oleh Rusdiansyah.
Ia didampingi wakil ketua H Aftahuddin dan Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin Dokter Aulia Ramadhan Supit.
Di sela kegiatan, Ketua PMI Kota Banjarmasin, H Rusdiansyah mengatakan, kunker bertujuan untuk memperkaya wawasan terkait pengelolaan UDD PMI di Sidoarjo dan Gresik.
“Dari kunjungan kerja kali ini kami melihat betapa besarnya peran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dan Gresik untuk memastikan pelayanan optimal UDD PMI dalam menyediakan kantong darah untuk masyarakat yang membutuhkan melalui bantuan dana hibah yang rutin diberikan setiap tahunnya,” ucapnya.
Bahkan pemberian dana hibah dari dua kabupaten tersebut tidak hanya berupa peralatan kesehatan seperti reagen, kantong darah dan peralatan produksi darah saja, tapi juga hingga gedung permanen dihibahkan mereka kepada UDD PMI kabupaten setempat.
“Nilainya tiap tahun rata-rata hibah yang diberikan mencapai 2 miliar rupiah. Makanya wajar kalau UDD PMI di Sidoarjo dan Gresik berkembang sangat baik dan mampu melayani masyarakat secara optimal,” katanya.
Sementara itu, Kepala UDD PMI Banjarmasin Dokter Aulia Ramadhan Supit berharap ada bantuan hibah yang bisa diberikan kepada UDD PMI Banjarmasin dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin di tahun 2023 mendatang.
Hal ini mengingat saat ini diakuinya UDD PMI Banjarmasin tidak sendiri dalam memproduksi kantong darah, perlu bantuan Pemko Banjarmasin agar operasional mereka bisa tetap berjalan normal.
“Hari ini biaya pengganti pengolahan darah oleh masyarakat ke UDD PMI Banjarmasin hanya Rp360.000 per kantong, padahal biaya produksinya sudah mencapai Rp528.000 per kantong. Untuk menaikkan harga tentu kita tidak bisa karena belum ada izin dari pemerintah, jadi satu-satunya cara agar kita tidak minus yaitu harus ada hibah dari Pemko Banjarmasin berupa regen hingga kantong darah agar bisa menekan biaya operasional kami,” tuturnya.
Bahkan pihaknya berharap Pemko Banjarmasin selain membantu Reagen dan Kantong Darah, juga bisa membantu pihaknya agar dapat memiliki gedung operasional yang lebih representatif.
Mengingat saat ini UDD PMI Banjarmasin masih menumpang dengan sekretariat PMI Kalsel.
“Tentunya untuk bangunan yang kita tempati sekarang sudah kurang layak. Ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi kantong darah di UDD PMI Banjarmasin,” bebernya.
Sedangkan, Wakil Ketua PMI Kota Banjarmasin H Aftahuddin berharap banyak adanya komitmen yang serius dari Pemko Banjarmasin untuk membantu tetap berjalannya UDD PMI Banjarmasin melalui hibah yang diberikan.
Hal itu lantaran saat ini UDD PMI Banjarmasin sedang menghadapi masalah serius dalam operasionalnya, mengingat tidak bisa menaikkan harga ganti pengolahan kantong darah karena regulasi pusat, sementara operasional terus mengalami kenaikan.
“Ini merupakan masalah yang serius, karena kalau tidak dibantu akan banyak masyarakat di Banjarmasin yang kesulitan kedepannya mendapatkan kantong darah untuk keluarganya yang lagi terbaring sakit di rumah sakit,” paparnya.
Di lain pihak, Wakil Wali Kota Banjarmasin H Ariffin Noor mengakui bagaimana upaya yang serius dari Pemkab Sidoarjo dan Gresik dalam membantu operasional UDD PMI di daerahnya.
Dari kunjungan ini dirinya akan segera melakukan koordinasi dengan Wali Kota Banjarmasin dan instansi terkait agar nantinya Pemko Banjarmasin kedepannya dapat melakukan hal serupa kepada UDD PMI Banjarmasin.
“Karena ini merupakan sebuah keharusan, sebab kantong darah sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya mereka yang sedang menjalani pengobatan intensif. Karena itulah saya rasa Pemko Banjarmasin juga perlu hadir membantu UDD PMI Banjarmasin agar operasionalnya bisa terus berjalan dan produksinya dapat terus meningkat,” tukasnya.