Pemilu 2024

PKS: Anies Baswedan Telah Kantongi Cawapres Koalisi Perubahan

Sekretaris Jendral DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi menyebut ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan

Featured-Image
Sekjen PKS, Aboe Bakar Alhabsyi di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan. (Foto: apahabar.com/Aditama)

bakabar.com, JAKARTA - Sekretaris Jendral DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi menyebut ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) telah menyerahkan nama cawapres ke Anies Baswedan.

"Prinsipnya diskusi memang itu. Yang jelas bahwa pembicaraan itu (nama cawapres Anies), diserahkan kepada tim delapan dan Pak Anies. Jadi nanti akan diumumkan pada waktunya," ujar Aboe Bakar kepada bakabar.com di kantor DPP PKS, Selasa (20/6).

Baca Juga: Puan-AHY Bertemu, Anies: Jarang Terjadi Antara Oposisi Berbeda

Namun Aboe Bakar enggan membocorkan nominasi cawapres dan waktu deklarasi yang hendak dilakukan Koalisi Perubahan.

Di sisi lain ia juga menyambut baik pertemuan antara Ketua DPP PDIP, Puan Maharani dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Tidak ganggu koalisi kok, kita mah kompak, serius. Silaturahmi itu bagus, silaturahmi yang baik siapapun namanya. Tapi kekompakan koalisi tetap jalan," jelasnya.

Baca Juga: Anies Mengaku Tak Bahas Cawapres saat Sambangi NasDem Tower

"Komunikasi dengan Demokrat aman, baik, bahkan beliau (AHY) tetap kasih kabar," pungkasnya.

Sebelumnya Anies Baswedan mengapresiasi pertemuan yang dilakukan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Alhamdulillah bagus, jadi kita harus lebih sering sebagai bangsa menyaksikan pemimpin-pemimpin yang punya pemikiran, gagasan, afiliasi politik yang berbeda-beda bisa berdialog, berdiskusi dan duduk bersama. Itu harus lebih sering," ujar Anies kepada bakabar.com, di NasDem Tower, Selasa (20/6).

Baca Juga: AHY Tak Tergoda jadi Cawapres Ganjar, Klaim Setia Dukung Anies

"Sehingga kita juga kalau ada sesuatu yang bersifat silaturahmi tidak dianggap sebagai sesuatu yang aneh," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia pun menyayangkan kebiasaan bahwa ketika ada silaturahmi antara partai oposisi selalu disimpulkan sebagai sebuah perpecahan.

"Saking jarangnya terjadi silaturahmi antara oposisi yang berbeda, sehingga ketika ada silaturahmi seakan-akan pecah," tuturnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner