Sekeluarga Tewas Keracunan

Pestisida vs Sianida: Kopi Beracun yang Sama-Sama Meregang Nyawa

Polisi menyebut tiga korban meninggal karena mengonsumsi kopi yang diracuni pestisida. Ini bukan kali pertama kasus kopi beracun meregang nyawa seseorang

Featured-Image
Ilustrasi racun sianida. Foto: Net.

bakabar.com, JAKARTA - Teka-teki sekeluarga tewas di Bekasi, Jawa Barat, mulai terungkap. Polisi menyebut tiga dari lima korban meninggal karena mengonsumsi kopi yang ternyata telah diracuni pestisida.

“Hasil labfor menemukan zat kimia berupa pestisida dalam kopi yang sudah diseduh dan siap dikonsumsi oleh korban. Ini sangat beracun dan berbahaya, apabila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan kematian,” ungkap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran di Jakarta, Kamis (19/1).

Olah tempat kejadian perkara (TKP) juga menemukan adanya muntahan di kamar depan dan tengah. Lagi-lagi, hasil labfor mengatakan bahwa muntahan tersebut mengandung pestisida.

Kasus Serupa di Mojokerto

Kasus serupa ternyata juga pernah terjadi di Dusun Kemuning, Kecamatan Dawarblandong, Jawa Timur pada Februari 2022 lalu. Tepatnya pada Kamis (24/2) pagi, dua korban, Ponisri dan Nur, mengalami gejala keracunan usai menenggak kopi.

Ponisri mengalami mual, pusing, dan diare. Sedangkan, Nur pingsan dengan mulut berbusa. Keduanya sempat dilarikan ke Puskesmas Dawarblandong, namun tak berselang lama, Nur dirujuk ke ICU RSI Sakinah karena kondisinya kian kritis.

Setelah diselidiki, polisi menemukan kandungan pestisida pada bubuk kopi yang ditenggak Ponisri dan Nur. Zat kimia mematikan itu berasal dari obat tikus merek Temix.

Kopi Sianida Juga Meregang Nyawa

Kasus tewasnya sekeluarga di Bekasi sendiri bukan kali pertama ditemukan racun dalam kopi yang berakibat meregang nyawa seseorang. Tujuh tahun silam, tepatnya pada 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin juga kehilangan hidup setelah menyeruput kopi berisi racun sianida.

Sebelum wafat, mendiang diketahui bertemu dua teman kuliahnya, Jessica Kumala Wongso dan Hani di sebuah kafe. Usai meminum kopi, Mirna mengalami kejang-kejang, tak sadarkan diri, sampai mulutnya pun mengeluarkan buih.

Mirna kemudian segera dilarikan ke sebuah klinik di sekitar tempatnya meminum kopi. Sayang, nyawanya tidak tertolong. Dirinya meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Tak terima dengan kematian putrinya yang tak wajar, sang ayah, Edi Darmawan Salihin, lantas melapor ke Polsek Metro Tanah Abang. Benar saja, dari hasil penyelidikan, polisi mengungkap ada sekitar 3,75 milligram sianida dalam tubuh Mirna.

Editor


Komentar
Banner
Banner