Penambangan Batu Bara

Pertama di Indonesia! Tambang Batu Bara Bawah Tanah Ada di Kotabaru

Tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia yang dirancang PT Sumber Daya Energi (SDE) akhirnya resmi beroperasi, Senin (18/12) di Kota Kotabaru, Kaliman

Featured-Image
Tambang batu bara bawah tanah PT SDE yang berlokasi di Kecamatan Kelumpang Barat, Kotabaru resmi beropersi sejak, Senin (18/12).

bakabar.com, KOTABARU – Tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia yang dirancang PT Sumber Daya Energi (SDE) akhirnya resmi beroperasi, Senin (18/12) di Kota Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Peresmaian dilaksanakan tambang batu bara bawah tanah SDE-1 lokasinya persis di Kecamatan Kelumpang Barat. Jaraknya sekitar 37 kilometer dari pusat Kota Banjarbaru.

"Selamat kepada PT SDE atas peresmian produksi pertamanya. Semoga menjadi role model industri pertambangan batubara khususnya metode penambangan bawah tanah di Indonesia," ujar Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Suswantono dalam pidatonya saat peresmian.

Baca Juga: Ekonomi Biru Indonesia Kalah dengan Korsel dan Norwegia

Bambang menilai yang dilakukan oleh PT SDE ini memang patut menjadi contoh bagi perusahan-perusahan tambang batu bara, khususnya di Kalimantan Selatan. Sebab, teknis metode pengeboran bawah tanah ini lebih ramah lingkungan. Ketimbang harus mengupas kulit bumi. 

Dijelaskan Suswantono, tambang bawah tanah PT SDE yang berafiliasi dengan China Qinfa Group ini memiliki kapasitas maksimum produksi batu bara mencapai 20 juta ton per tahun dengan cadangan batu bara mencapai 293 metrik tons.

Berada di wilayah konsesi seluas 185 kilometer persegi, PT SDE merupakan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) untuk penanaman modal asing yang berlaku hingga 14 Mei 2034 mendatang.

"Dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan, PT SDE wajib menerapkan kaidah pertambangan yang baik dan benar serta pemenuhan atas kewajiban penerimaan negara dan lingkungan baik reklamasi dan pasca tambang," harapnya.

Baca Juga: Pantesan Lambat, Pertumbuhan Ekonomi Biru masih Stagnan

Adapun Xu Da selaku President Direktur Qinfa Group, menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diterima dari berbagai lembaga pemerintah dalam memfasilitasi operasi komersial tambang SDE-1.

"Kami sangat senang dan bersyukur atas kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pertambangan di Indonesia. Hari ini, kami memperkenalkan perubahan paradigma dalam sektor pertambangan Indonesia dengan mengoperasikan tambang batubara bawah tanah kami dengan teknologi terkini," ujarnya.

Pihaknya kata Xu Da berkomitmen untuk menetapkan standar baru dalam praktik penambangan yang bertanggung jawab, serta meningkatkan dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik lokal maupun nasional.

Dijelaskan, dengan total investasi sebesar USD 300 juta yang dikeluarkan dari tahap konstruksi di tahun 2021 hingga sekarang, serta investasi yang akan terus ditempatkan di masa mendatang, dia berkeyakinan PT SDE tak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor pertambangan Indonesia, namun juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara.

Baca Juga: Bukan Kaleng-kaleng, Ketepatan Waktu Kereta Whoosh Capai 99,9 Persen!

Sementara itu, Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Achmad Idrus menyampaikan terima kasihnya kepada China Qinfa Group yang telah memilih Indonesia untuk menempatkan investasinya.

"Investasi PT SDE menjadi sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan realisasi investasi. Target investasi untuk 2024 adalah 1.650 triliun dan investasi yang ditempatkan China Qinfa Group menjadi sangat penting," kata Idrus.

Dengan dimulainya operasi komersial, PT SDE akan membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, termasuk menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan UKM lokal. 

Di sisi lain, selain kontribusi ekonominya, PT SDE juga teguh dalam komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui inisiatif pendidikan. Contoh konkrit adalah pembangunan gedung sekolah dasar SD Magalau Hulu yang ada di Kotabaru. 

Baca Juga: Bandara Ngurah Rai Terima Dua Penerbangan Baru, Cek Rutenya

Kemudian yang tak kalah penting, PT SDE juga bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Pertambangan Bawah Tanah (BDTBT) di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM), untuk memfasilitasi karyawannya guna berpartisipasi dalam program pelatihan pertambangan bawah tanah. 

"Perusahaan juga berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat dengan merekrut lulusan dari program pelatihan masyarakat yang diselenggarakan oleh BDTBT," bebernya.

Sementra Konselor Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Indonesia, Wu Zhiwei yang turut hadir dalam acara peresmian mengungkapkan sejak Januari hingga Oktober 2023, volume perdagangan bilateral antara Cina dan Indonesia mencapai US$114,5 miliar. 

Baca Juga: Kemacetan Mengepung Bali, Menhub Tindaklanjuti Pembangunan LRT

Struktur perdagangan semakin dioptimalkan, dan volume perdagangan produk bernilai tambah tinggi seperti mobil dan bahan baku baterai listrik meningkat secara signifikan. 

Sebut saja dalam tiga kuartal pertama, investasi langsung dari Cina di Indonesia berjumlah US$5,6 miliar. 

"Industri energi dan pertambangan, sebagai bidang utama kerja sama praktis antara kedua negara, menyumbang hampir 40 persen, di mana Grup Qinfa juga ikut berkontribusi," jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner