bakabar.com, BANJARMASIN - Pengacara kondang Kalimantan Selatan, Fauzan Ramon, berencana melaporkan kasus penipuan online yang mencatut nomor WhatsApp pribadinya ke Mabes Polri.
Sebelumnya, Fauzan telah mengadukan perkara tersebut ke Ditreskrimsus Polda Kalsel, Selasa (11/4).
Namun hingga kini, penanganannya seakan jalan di tempat.
"Beberapa kali saya hubungi, katanya masih analisa. Ini kan sudah bulan Mei, jadi hampir satu bulan" ucap Fauzan Ramon kepada bakabar.com, Sabtu (6/5).
Ia pun mempertanyakan kendala Ditreskrimsus Polda Kalsel dalam menangani kasus tersebut.
Apabila tak cukup bukti, kata dia, maka sebaiknya laporan dihentikan.
"Kalau memang tak cukup bukti, maka sebaiknya dihentikan," katanya.
Menurutnya, kasus ini harus ditangani secara cepat sebelum banyak memakan korban.
Apalagi terbaru, sambung dia, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani juga menjadi korban penipuan online.
"WhatsApp beliau di-hack, dan si penipu menghubungi sebagian kontak untuk meminjam uang," bebernya.
"Apabila tak ditangani, maka saya yang akan melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri," tutupnya.
Sebelumnya, Fauzan berdalih sebagai warga negara Indonesia yang baik, ia pun membawa perkara ini ke ranah hukum.
Tujuannya agar tidak ada kata pembiaran terhadap tindak pidana atau kejahatan.
"Saya melaporkan kasus ini agar tidak ada kata pembiaran terhadap kejahatan," kata Fauzan, Selasa (11/4) lalu.
Ia meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus penipuan online dengan modus meretas WhatsApp korban.
"Kemudian menghubungi kerabat saya dan meminjam sejumlah uang," ungkapnya.
Sejauh ini, sudah ada tiga kerabatnya yang menjadi korban penipuan tersebut. Total kerugian mencapai Rp25 juta.
"Terbaru, keluarga saya mentransfer uang sebesar Rp10 juta," ujarnya.
Ia mendesak Kapolda Kalsel beserta jajaran untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Mengingat, kejahatan ini dinilai sangat meresahkan masyarakat. Terlebih menjelang Idulfitri 1444 Hijriah.
"Kasihan masyarakat yang menjadi korban kejahatan ini. Apalagi menjelang lebaran. Jadi jangan dianggap masalah kecil," cetusnya.
Kronologis
Fauzan menjadi korban penipuan oleh orang tak dikenal melalui pesan WhatsApp pada Jumat (7/4).
"Saya tak kenal nomornya karena tak terdaftar dalam telepon saya. Namun ada kiriman undangan dan saya buka, karena khawatir undangan dari klien saya,” ujar Fauzan, Senin (10/4) kemarin.
Tak berselang lama, telepon genggam pengacara kondang tersebut tak bisa digunakan lagi. Semua datanya pun raib.
“Saya baru sadar beberapa saat kemudian. HP saya langsung tak bisa digunakan. Beberapa teman saya mulai dari pengusaha batu bara, klien hingga pejabat termasuk Kapolda Papua menghubungi saya untuk mengkonfirmasi karena saya meminta uang,” katanya.
Untuk mengelabui korban, pelaku mencatut nama Fauzan Ramon dan mengaku sedang menjalankan ibadah umrah serta berada di Madinah sehingga memerlukan uang pinjaman.
Padahal Fauzan sendiri tengah berada di Banjarmasin dan tak pernah meminta sesuatu kepada siapapun termasuk mereka yang menjadi sasaran pelaku.
“Jadi saya mengingatkan kepada masyarakat agar waspada dengan aksi kejahatan. Jika menerima pesan entah SMS atau WA yang tidak dikenal dan ada tulisan APK agar jangan dibuka. Patut dicurigai itu adalah penipuan,” ungkapnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar waspada dengan segala bentuk penipuan.
"Jika merasa ragu maka konfirmasi kepada pihak yang terkait misalnya Bank jika terkait perbankan atau kepada yang bersangkutan jika terkait dengan orang," ujarnya.
"Kejahatan selalu mengintai dan pelaku memiliki banyak modus untuk menyasar korbannya," tutupnya.