bakabar.com, JAKARTA - Kredibilitas KPK jadi sorotan. Apalagi setelah mencuatnya isu intervensi perwira TNI.
Lebih spesifik, soal KPK yang tak kuasa menolak desakan perwira TNI bertemu tahanan di lantai 15. Isu itu menyeruak.
"Nah untuk hal ini (pertemuan di lantai 15) sudah tidak mengejutkan," kata Ketua Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Orin Gusta Andini, Minggu (24/9).
Baca Juga: KPK Tumpul! Ciut Usut Nikel Gelap Kalsel hingga DAS Ampal Balikpapan
Ditambah lagi peristiwa KPK minta maaf. Setelah penetapan tersangka Kabasarnas. Fakta itu memperkuat kesan lemahnya mereka.
"Sejak awal kasus ini juga sudah kelihatan KPK tidak tegas," imbuhnya.
Orin pesimis dengan KPK. Kata dia, lembaga ini bakal membuat publik gigit jari.
"Yang justru juga kita khawatirkan sekarang bahkan mungkin di depan mata. Jangan sampai berdampak pada pengusutan kasus ini yang nantinya cenderung lambat dan berlarut-larut," tuturnya.
Subjektif, performa KPK kian hari terkesan memburuk. Tak heran jika kepercayaan publik makin merosot.
Apalagi lembaga ini kerap kalang kabut. Terutama ketika berhadap dengan kasus yang berhubungan dengan kekuasaan.
Baca Juga: Danpuspom Klaim Tak Tahu Perwira TNI Desak Temui Tahanan KPK
Padahal, KPK telah berikrar untuk menjadi lembaga yang independen. Tak bisa diintervensi dan diatur oleh lembaga lain.
Kalau boleh menyebut, KPK tak lagi bernyali. Citra negatif itu diperparah dengan kinerja petingginya.
"Komisioner beberapa kali terjerat pelanggaran kode etik. Berita itu tentu menambah ingatan publik track record buruk dari kinerja KPK saat ini," tutupnya.