Tak Berkategori

Perekonomian Global, Saham China Ditutup Menguat

apahabar.com, JAKARTA – Saham China ditutup menguat pada perdagangan Selasa (19/10). Tren penguatan dipimpin oleh saham…

Featured-Image
Investor memantau pergerakan Indeks Shanghai di Bursa Saham China. Foto: Reuters via Antara

bakabar.com, JAKARTA – Saham China ditutup menguat pada perdagangan Selasa (19/10). Tren penguatan dipimpin oleh saham bahan pokok konsumen dan pertanian.

Hal itu karena regulator pasar negara dilaporkan mempertimbangkan dukungan yang lebih baik untuk perusahaan swasta setelah data ekonomi yang lemah.

Indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komponen Shanghai menguat 0,70 persen atau 25,02 poin menjadi berakhir di 3.593,15 poin.

Sedang indeks saham unggulan CSI300 terangkat 0,98 persen atau 47,95 poin menjadi menetap di 4.922,72 poin.

Regulator pasar China, seperti dilansir Antara, akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dukungan bagi perusahaan-perusahaan swasta dan mempromosikan persaingan yang adil dengan memperkuat pengawasan.

Hal itu terjadi setelah data pada Senin (18/10) menunjukkan pertumbuhan ekonomi di China mencapai level terendah satu tahun.

Sementara analis memperkirakan langkah-langkah pelonggaran yang lebih bertarget akan datang dalam beberapa bulan mendatang.

Bahan pokok konsumen meningkat 2,8 persen, rebound dari penurunan tajam di sesi sebelumnya karena sektor ini ketakutan oleh seruan Presiden Xi Jinping untuk perluasan pajak konsumsi.

Broker CICC mengatakan dalam sebuah catatan bahwa konsumsi diperkirakan akan terus pulih pada kuartal keempat, dan para analis mengatakan investor sekarang akan mengamati laporan laba perusahaan kuartal ketiga.

Subindeks pertanian berakhir naik lebih dari 3,0 persen, dengan perusahaan peternakan babi melonjak paling tinggi. Sub-indeks yang melacak saham perawatan kesehatan terangkat 1,8 persen.

Melawan tren, perusahaan real estat kehilangan 1,0 persen karena investor mencerna rencana pajak properti Beijing dan tanda-tanda melemahnya pasar perumahan China.



Komentar
Banner
Banner