Karya Kreatif Indondesia

UMKM Harus Ramah Lingkungan, BI: Pemanasan Global Pengaruhi Ekonomi

Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendukung dan mempersiapkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam bertransformasi menuju UMKM Hijau.

Featured-Image
Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia, Elysa MS Chani, menghimbau agar UMKM melakukan praktik-praktik ramah lingkungan. (apahabar.com/Ayyubi)

bakabar.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendukung dan mempersiapkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam bertransformasi menuju UMKM Hijau.

Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Elysa MS Chani saat menjadi pembicara pada talkshow green dengan tema UMKM Go Green: Sustain and Go Global di Jakarta, Sabtu (29/7) memaparkan tentang perlunya pelaku UMKM melakukan praktik-praktik yang ramah lingkungan. Hal itu demi mewujudkan visi UMKM Hijau.

Sebagai inisiatif BI dalam mencapai visi UMKM Hijau, terang Elysa, Bank Indonesia telah menyusun model bisnis pengembangan UMKM hijau. UMKM hijau menjadi penting, karena secara makro, isu lingkungan terutama perubahan suhu global ternyata berpengaruh nyata terhadap perekonomian.

"Dampak buruk ini (perubahan suhu) tidak hanya mempengaruhi Indonesia tapi juga dunia," kata Elysa di Jakarta, Sabtu (29/5).

Baca Juga: Karya Kreatif Indondesia 2023, BI: Dorong Transformasi UMKM Go Green

Dengan demikian, ucap Elysa, pengembangan UMKM dan perlindungan konsumen harus diarahkan kepada praktik usaha yang ramah lingkungan. Karena hanya dengan begitu, UMKM berperan nyata dalam menjaga lingkungan lebih baik.

"Kami mengajak UMKM agar melakukan praktik-praktik ramah lingkungan," jelasnya

Sejak tahun 2022, Bank Indonesia telah melakukan sejumlah kajian untuk mendapatkan kerangka kerja dalam rangka berpikir sistematis untuk mendorong UMKM menjadi lebih hijau. Hal itu, menurut Elysa terangkum ke dalam tiga besar, yakni eco-adopter, eco-entrepreneur, dan eco-innovator.

Baca Juga: Karya Kreatif Indonesia 2023, Puncak Selebrasi Pembinaan UMKM

Klasifikasi tersebut didasarkan pada beberapa indikator yakni dari sisi produksi, pemasaran, SDM, dan keuangan. Khusus untuk konsep eco-adopter, diketahui para pelaku UMKM mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan.

"Hanya saja, sisi keberlanjutan bukan bagian dari inti model bisnisnya," ujarnya.

Lalu, Eco-entrepreneur bagi pelaku UMKM yang sudah mengadopsi praktik ramah lingkungan. "Keberlanjutan adalah bagian dari inti model bisnis, dan dapat menangkap peluang pasar hijau," jelas Elysa.

Baca Juga: Digitalisasi UMKM, Sandiaga Ajak Pelaku Usaha Terapkan 3SI

Terakhir, eco-innovation, merupakan UMKM yang sudah melakukan inovasi untuk meningkatkan produksi, proses produksi, pemasaran, organisasi, praktik bisnis, dan hubungan eksternal yang ditujukan mengurangi dampak lingkungan.

Tiga hal itu merupakan urgensi dalam mendorong UMKM menuju ramah lingkungan. Jika terwujud, UMKM dapat bertransformasi menjadi hijau, serta mendapatkan manfaat yang bisa disebarluaskan kepada UMKM lainnya.

Sebagai informasi, penyelenggaraan diskusi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 yang diselenggarakan sejak tanggal 27 hingga 30 Juli 2023 secara hybrid di Jakarta.

Editor
Komentar
Banner
Banner