bakabar.com, JAKARTA – Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Khadimi dikabarkan selamat dari serangan drone atau pesawat tak berawak, Minggu (7/11). Serangan ini diduga merupakan upaya percobaan pembunuhan.
Drone berisi bahan peledak tersebut melintas di atas kediaman Mustafa di Baghdad, ibukota Irak.
“Sebuah pesawat tak berawak mencoba menargetkan kediaman [Perdana Menteri],” kata pejabat setempat dikutip dari AFP.
Penyerangan ini menimbulkan ledakan yang mengakibatkan enam petugas keamanan pribadi Mustafa terluka. Militer Irak menyatakan Mustafa dalam keadaan sehat dan tidak terluka.
Hingga kini, belum ada kelompok tertentu yang mengklaim penyerangan ini.
Sementara itu, Amerika Serikat mengutuk serangan pesawat tak berawak terhadap Mustafa tersebut. AS menyebut serangan itu sebagai tindakan terorisme.
“Kami lega mengetahui bahwa perdana menteri tidak terluka. Tindakan terorisme yang nyata ini, yang kami kutuk keras, diarahkan ke jantung negara bagian Irak,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Price menyatakan AS sudah menawarkan bantuan kepada Irak untuk menyelidiki serangan ini.
Kejadian ini beriringan dengan protes yang dilayangkan masyarakat Irak atas hasil pemilihan umum (pemilu) bulan lalu.
Dikutip dari Reuters, pendemo merupakan kalangan yang pro terhadap kelompok militan bersenjata di Irak karena mereka banyak kehilangan kedudukan di parlemen. Mereka menyebut pemilu Oktober lalu sebagai penyimpangan.
Dalam beberapa tahun terakhir kelompok militan bersenjata Irak menguasai sebagian besar parlemen dan pemerintahan, sehingga pemilu tahun ini dianggap curang.