News

Perang Sarung di Balikpapan Makan Korban, Kapolresta: Saya Perintahkan Anggota Patroli 24 Jam

Perang sarung di Kota Balikpapan, kini memakan korban. Di mana, seorang anak berusia 9 tahun mesti menjalani operasi pengangkatan bola mata akibat perang sarung

Featured-Image
Ilustrasi perang sarung yang belakangan berubah menjadi ajang tawuran. Foto: Gatra

bakabar.com, BALIKPAPAN - Perang sarung di Balikpapan memakan korban. Seorang anak berusia 9 tahun mesti menjalani operasi pengangkatan bola mata lantaran mendapat luka serius.

Kapolresta Balikpapan AKBP Anton Firmanto mengatakan, bahwa fenomena perang sarung di Kota Beriman turut menjadi atensi kepolisian. 

"Saya sudah sampaikan kepada seluruh jajaran, baik di level polresta maupun polsek jajaran untuk meningkatkan patroli dan pengawasan selama 24 jam penuh," ujar Anton pada Selasa (4/4).

Ia menyampaikan, dengan ditingkatkannya patroli kegiatan rutin, gangguan masyarakat selama bulan ramadan, termasuk perang sarung dapat ditekan.

"Kami berharap jangan sampai ada perang sarung, tawuran, penjualan miras dan lain-lain," harapnya.

Soal titik rawan terjadi perang sarung, lanjut Anton, bahwa pihaknya baru mendeteksi dua kejadian selama bulan ramadan. Dengan demikian pihaknya optimistis kepolisian akan lebih mudah melakukan penanganan secepat mungkin.

"Kami akan all out untuk mengamankan bulan ramadan, supaya masyarakat bisa merasa aman dan nyaman dalam menjalankan ibadah," tegasnya.

Dia memastikan, proses hukum terhadap terduga pelaku penganiayaan terhadap korban perang sarung tetap akan berjalan. Sepanjang korban melaporkan kejadian ini ke Polresta Balikpapan.

"Kami menunggu laporan (korban) saja, kalau memang nanti dilaporkan maka akan kami tindak lanjuti," kata dia.

"Pihaknya juga mengimbau, agar para orang tua juga dapat mengawasi anak-anaknya. Khususnya pada jam-jam rawan selepas tarawih maupun menjelang subuh. Kalau bisa sehabis ibadah minta anak-anak segera pulang dan berdiam di rumah," ujar Anton.

Dirinya juga meminta orang tua untuk mengawasi ke mana sang anak akan pergi, dengan siapa dan apa kegiatan yang dilakukan di luar rumah. Sebab, keluarga dan orang tua punya peran dominan dalam upaya pencegahan kenakalan remaja. 

Editor


Komentar
Banner
Banner