Hot Borneo

Penutur Berkurang, Bahasa Bakumpai Bakal Dimasukkan ke Pelajaran Mulok di Batola 

Keberadaan bahasa Bakumpai kian terancam oleh zaman akibat berkurangnya penutur.

Featured-Image
Pelatihan untuk merevitalisasi Bahasa Bakumpai digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Kalsel. Foto-apahabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - Keberadaan Bahasa Bakumpai kian terancam oleh zaman akibat berkurangnya penutur.

Beragam cara pun dilakukan untuk terus melestarikan. Salah satunya dilakukan oleh Balai Bahasa Kalimantan Selatan.

Selama dua hari sejak 29 Mei hingga 1 Juni 2023, mereka menggelar pelatihan kepada puluhan pengajar, budayawan dan pegiat seni dari Barito Kuala (Batola) untuk merevitalisasi Bahasa Bakumpai.

"Diharapkan mereka yang mengikuti pelatihan akan mengimbaskan hasil ini ke[ada guru-guru atau pengajar lain di sekolah-sekolah di Batola," papar Armiati Rasyid, Kepala Balai Bahasa Kalsel. 

Selanjutnya Bahasa Bakumpai akan dimasukkan sebagai materi pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah-sekolah di Batola.

Bahasa Bakumpai sendiri adalah bahasa ibu dari warga Dayak Bakumpai yang banyak bermukim di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Adapun di Kalsel, warga komunitas adat Dayak Bakumpai bermukim di Batola.

Kendati demikian, Bahasa Bakumpai sekarang cuma digunakan oleh kalangan orang tua, juga hanya di lima kecamatan di Batola, "Makanya perlu direvitalisasi dan dilestarikan agar tidak punah," tegas Armiati. 

Dari hasil survei Balai Bahasa Kalsel, terdapat ragam faktor yang menjadi penyebab penurunan pemakaian Bahasa Bakumpai dalam kehidupan warga sehari-hari. Persoalan paling umum adalah banyak masyarakat yang tidak menggunakan Bahasa Bakumpai lagi.

"Banyak dari mereka yang tidak percaya diri untuk menggunakan bahasa daerah.  Pun persoalan ini bukan hanya terjadi kepada Bahasa Bakumpai, tapi hampir semua bahasa daerah," beber Armiati.

"Kemudian faktor lain yang membuat Bahasa Bakumpai tergerus adalah perkawinan campur, ditambah tidak dilakukan pewarisan dan migrasi penduduk," imbuhnya.

Salah seorang penutur Bahasa Bakumpai, Nasrullah, mengapresiasi inisiatif upaya Balai Bahasa Kalsel. Sebagai penutur asli, dosen Sosiologi FKIP ULM ini khawatir generasi penerus Dayak Bakumpai semakin apatis dengan keberadaan bahasa ibu.

"Ini menjadi fase yang penting, terlebih kalau Bahasa Bakumpai bisa masuk lewat sekolah. Tentu akan sangat strategis, apabila bisa diajarkan kepada generasi-generasi muda," tegas Nasrullah. 

Editor


Komentar
Banner
Banner