Penjualan Bendera Merah Putih

Penjualan Bendera Merah Putih di Madura Lesu Jelang HUT ke-78 RI

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan HUT RI, masyarakat selalu ramai membeli bendera merah putih.

Featured-Image
Penjualan bendera di area eks PJKA, Kabupaten Pamekasan, Madura, Selasa (15/8) siang. (Foto:apahabar/fauzi)

bakabar.com, SUMENEP - Seperti di tahun-tahun sebelumnya, menjelang peringatan HUT RI, masyarakat selalu ramai membeli bendera merah putih. Warga ramai membeli bendera untuk digunakan pada momen 17 Agustus. 

Hal berbeda terjadi pada tahun ini. Di Madura, para penjual bendera yang beroperasi di kawasan eks PJKA, Kabupaten Pamekasan, mengungkapkan adanya penurunan hasil dagangan.

Salah satunya diungkapkan oleh seorang pedagang bendera bernama Asep. Pria asal Brebes Jawa Tengah itu mengaku penjualannya menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

"Rata-rata penjualan turun. Kalau modal mah naik," ujarnya kepada bakabar.com, Selasa (15/8) siang.

Baca Juga: Bendera Merah Putih dan Pernak-Pernik, Penjual: Omset Menurun Drastis

Asep membeberkan sudah 11 tahun berjualan bendera. Setiap tahunnya, ia sengaja membuka lapak di Kabupaten Pamekasan. Alasannya, tempat itu merupakan kawasan yang strategis untuk berjualan dan selalu ramai oleh pembeli.

"Tiap tahun memang jualan disini. Karena memang pabrik yang memproduksi bendera itu rata-rata dari Jawa ya, disini sedikit," terangnya.

Asep yang saat ini berumur 63 tahun ini mengaku menyediakan sekitar 500 pcs pernak-pernik bendera. Untuk harga dipatok mulai dari Rp20 ribu hingga Rp 350 ribu. Tergantung ukuran dan modelnya.

"Sekarang untuk lakunya kira-kira sudah 100 pcs. Kalo di tahun-tahun sebelumnya mah, jauh lebih banyak. Bisa 3 sampai 4 kali lipatnya," paparnya.

Baca Juga: Pemerintah Bagikan Aturan Pemasangan Bendera, Ini Respon Rakyat

Hal serupa diamini oleh penjual bendera di Jalan Trunojoyo, Kabupaten Sumenep. Lina, pedagang bendera asal Bandung, Jawa Barat itu mengaku Agustusan tahun ini sepi pembeli.

"Penjualan berkurang sekarang. Lakunya paling sekitar 30 persen," ujarnya kepada bakabar.com, Selasa (17/8) pagi.

Ibu dari dua anak itu mengaku menjual bendera bersama keluarganya dengan persediaan 350 pcs pernak-pernik bendera. Ia berjualan bendera bersama dengan penjual lainnya yang juga berasal dari Jawa Barat.

Lina mengungkapkan dirinya sengaja datang ke Sumenep pada tanggal 25 Juli lalu. Selain Sumenep, daerah lain seperti Pamekasan juga menjadi pilihan lokasi untuk berjualan di momen Agustusan.

Baca Juga: Alasan Bawaslu Izinkan Bendera Partai Dipasang Sebelum Masa Kampanye

"Rata-rata penjual disini memang dari Jawa. Ada yang dari Tanggerang, Bandung, banyak. Jualan disini karena memang sudah rutin. Masih sedikit juga penjual yang asli sini. Jadi kesini," terangnya.

Ia berharap, penjualan yang minim itu tidak terus berlanjut hingga hari kemerdekaan, yakni tanggal 17 Agustus. Sebab, para penjual berencana untuk kembali ke daerah asal pada tanggal 15-16 Agustus 2023.

Editor
Komentar
Banner
Banner