bakabar.com, PALANGKA RAYA - Kebakaran hutan dan lahan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah bukan hanya pengaruh cuaca ekstrem. Kemungkinan ada faktor kesengajaan.
Meski ancaman bahaya kabut asap masih bisa diminimalisir, akan tetapi jumlah kejadian kebakaran lahan yang terjadi belum ada menunjukkan angka penurunan.
Berdasarkan Data BPBD Kota Palangka Raya, sejauh ini sudah ada 52 kejadian kebakaran lahan yang menghanguskan lahan dengan luasan 30 hektar lebih.
Kebakaran lahan itu diduga akibat faktor kesengajaan di tengah cuaca panas yang melanda Palangka Raya.
Dari pantauan di lapangan selama hampir sepekan ini, dalam sehari kebakaran lahan telah mencapai 5 kali di lokasi yang berbeda di pinggiran Kota Palangka Raya, baik di areal yang sulit dijangkau maupun yang telah mendekati pemukiman warga.
Tidak hanya itu, kebakaran lahan juga sempat mendekati areal Bandara Tjilik Riwut yang merupakan kawasan objek vital.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani menyebutkan petugas yang melakukan upaya pemadaman di ahan yang terbakar, sudah mengalami kesulitan mendapatkan sumber air.
"Saat ini sudah banyak parit-parit atau saluran terbuka (salter) hingga saluran irigasi banyak yang mengering di lahan yang terbakar, sehingga petugas yang melakukan pemadaman sering mengalami kesulitan," ujarnya, Rabu (28/6) sore.
Menyikapi masalah kebakaran lahan saat ini, aparat kepolisian diminta untuk segera melakukan tindakan tegas kepada para pelaku pembakaran lahan yang secara sengaja dengan melakukan penyelidikan.
Hal ini perlu dilakukan mengingat kondisi Kota Palangka Raya mulai mengalami kekeringan akibat kemarau dan cuaca panas, yang bisa saja berakibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah. Seperti yang pernah terjadi pada 2015 dan 2019 lalu yang berujung pada bencana kabut asap.