Peristiwa & Hukum

Pengasuh Panti Annida Qolbu Dianiaya Hingga Retak Tulang, Pelaku Masih Buron

Seorang pengasuh panti, menjadi korban penganiayaan hingga mengalami luka serius setelah dipukul dan nyaris ditebas menggunakan mandau oleh seorang pria.

Featured-Image
Korban Sri Rohani, yang masih menjalani perawatan akibat di aniaya memperlihatkan hasil ronsennya. Jumat (14/11/2025). Foto: bakabar.com/Ilhamsyah Hadi

bakabar.com, SAMPIT - Suasana tenang Panti Asuhan Annida Qolbu di Jalan Jaya Wijaya, Kecamatan Baamang, mendadak berubah mencekam pada Kamis pagi (13/11/2025). 

Seorang pengasuh panti, Sri Rohani (52), menjadi korban penganiayaan hingga mengalami luka serius setelah dipukul dan nyaris ditebas menggunakan mandau oleh seorang pria yang tinggal sementara di panti tersebut.

Kondisi Sri Rohani tampak memprihatinkan saat ditemui pada Jumat (14/11/2025). Sebelah matanya membiru dan hampir tak mampu terbuka, sementara dokter menyatakan adanya retak tulang mulai dari bagian belakang kepala hingga ke area mata.

Pelaku diketahui bernama Rahmad Ramadan (40), pria asal Sampit yang tinggal di panti selama 20 hari. Padahal, sebelumnya ia hanya meminta izin menumpang selama tiga hari. Selama tinggal di panti, Rahmad diduga berulang kali mencuri bahan makanan, termasuk beras, telur, dan kebutuhan dapur lainnya.

Puncak ulah Rahmad terjadi ketika ia memaksa dua anak panti untuk mengambil sekitar 10 kilogram beras melalui jendela. Salah satu korban ancaman adalah Gading Martin, atau Iyut, siswa kelas 4 SD berusia 10 tahun.

Menurut pengurus panti, pelaku mengancam akan mematahkan tangan anak-anak apabila tak menuruti perintahnya.

“Anak-anak sampai gemetar. Iyut dan temannya ketakutan sekali,” ujar pengurus panti.

Mengetahui kejadian tersebut, Sri Rohani menegur Rahmad secara baik-baik. Bukannya mengakui kesalahan, pelaku justru mengamuk. Ia bahkan mengambil mandau yang sebelumnya dipinjamkan oleh seorang rekannya.

Ketika Sri Rohani berjalan menuju ruang samping, pelaku tiba-tiba menghampiri dan memukul kepala bagian kanan korban. Pukulan keras tersebut membuatnya jatuh dan mengalami retak tulang di bagian kepala hingga wajah.

Tak cukup sampai di situ, Rahmad kembali mengayunkan mandau ke arah leher korban. Serangan itu nyaris mengenai tubuhnya, namun teriakan pengurus lain dan anak-anak membuat pelaku terkejut lalu melarikan diri.

Sri Rohani, yang mengalami kekurangan fisik karena kehilangan kaki kirinya dalam kebakaran panti pada 2024, tak mampu menghindar atau memberikan perlawanan.

“Saya sudah berusaha menolong dia selama ini. Tapi malah begini balasannya,” ujarnya lirih.

Ia mengaku trauma dan sedih karena keselamatan para anak panti kembali terancam akibat lemahnya perlindungan yang mereka dapatkan.

Pengurus panti menyebut Rahmad merupakan residivis kasus KDRT, sehingga mereka khawatir pelaku dapat kembali melakukan tindakan berbahaya. Pada Kamis sore, korban resmi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Baamang.

Hingga kini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang kabur sesaat setelah kejadian. Warga sekitar juga mendesak aparat untuk segera menangkap Rahmad karena dikhawatirkan membahayakan masyarakat sekitar.

Sementara itu, Sri Rohani masih mendapat perawatan intensif akibat luka serius pada bagian kepala dan wajah, dan anak-anak panti yang berjumlah sekitar 40 orang kini masih diliputi ketakutan.

Editor


Komentar
Banner
Banner