bakabar.com, JAKARTA - Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati menilai figur Sandiaga Salahuddin Uno dijadikan 'umpan' politik PPP untuk merebut kursi cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
Maka hembusan wacana bergabungnya Sandiaga Uno dengan PPP bukan sekadar isapan jempol belaka, melainkan demi mengikat kerja sama politik dengan PDI Perjuangan di Pilpres 2024.
"Kedua hal ini yang kemudian menjadi proyeksi politik bagus bagi parpol lain termasuk PPP sehingga berkenan masuk dalam gerbong PDIP," kata Wasis saat dihubungi bakabar.com, di Jakarta, Senin (1/5).
Baca Juga: Megawati Enggan Beri Sinyal Sandiaga Uno Jadi Cawapres Ganjar
Terlebih Plt Ketua Umum DPP PPP Muhammad Mardiono mengirim sinyal bahwa akan mengusulkan kadernya untuk mendampingi Ganjar sebagai cawapres.
Namun hal ini gayung bersambut dengan kabar perpindahan Sandiaga Uno ke PPP.
"Nominasi posisi cawapres itu selalu dinamis. Artinya aspirasi tersebut tak selalu datang dari satu partai saja namun juga bisa koalisi," ujarnya.
Kendati demikian, PPP semula terbilang sulit melesat nominasi cawapres karena minim bargaining politik. Maka Sandiaga Uno dapat memberikan daya tawar baru bagi PPP dalam konfigurasi politik di Pilpres 2024.
Baca Juga: Sandiaga Uno Hengkang dari Gerindra Demi Jadi Cawapres Ganjar?
Di sisi lain PDI Perjuangan juga dinilai bakal semakin meroket dan menjadi magnet politik yang signifikan usai mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden.
Termasuk menggaet PPP dalam menyuksesi Pilpres 2024 dalam frekuensi politik yang sama.
"PDIP sejauh ini masih menjadi parpol terpopuler secara elektabilitas hingga saat ini. Apalagi saat ini capres yang diusung juga adalah tokoh populer," pungkasnya.