kasus stunting

Pemprov Jatim Targetkan Penurunan Stunting Hingga 14 Persen di Tahun 2023

Pemprov Jatim menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen untuk tahun 2023. Salah satunya dengan menggencarkan program Aksi Bergizi pada remaja.

Featured-Image
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Erwin menjelaskan tentang target penurunan stunting hingga 14 persen, Selasa (2/5). (Foto: apahabar.com/Hanaa Septiana)

bakabar.com, SURABAYA - Pemprov Jatim menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen untuk tahun 2023. Salah satunya dengan menggencarkan program Aksi Bergizi pada remaja.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa program Aksi Bergizi merupakan program nasional kolaborasi Kemendikbud dan Kemenkes. Program ini fokus pada remaja usia SMP hingga SMK.

“Programnya seperti olahraga dan menyediakan tablet tambah darah bagi remaja,” kata Khofifah usai menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Gedung Negara Grahadi Selasa (2/5).

Baca Juga: KAI Daop 8 Surabaya Catat Peningkatan Pelanggan 41 Persen Selama Lebaran 2023

Hal itu dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Jatim sesuai target, yakni 14 persen. Menurut Khofifah, Jawa Timur menjadi provinsi yang terbanyak melakukan Aksi Bergizi tahun ini. 

“Harus dijaga kontinuitasnya agar sesuai target,” tandas Khofifah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr Erwin Ashta Triyono, Sp.PD., FINASIM mengatakan bahwa angka stunting di Jatim tahun 2022 masih sebesar 19 persen. Pihaknya optimis bisa menurunkan angka stunting hingga 14 persen.

“Caranya ya harus tersistem, kolaborasi semua pihak untuk menurunkan stunting,” ucap dr Erwin kepada awak media.

Baca Juga: Pengangguran Terbuka di Jatim Menurun, Khofifah: Berkat Link and Match

Menurut dia, permasalahan stunting memang berujung pada bayi. Namun, pencegahan awalnya bisa sejak remaja usia SMP hingga SMA sederajat.

“Kalau remaja sehat, nanti pranikah-nikah juga sehat, dan akhirnya bisa melahirkan bayi yang sehat juga,” papar dr Erwin.

Dia menjelaskan bahwa ada 4 program Aksi Bergizi yakni olahraga, sarapan, pemberian tablet tambah darah, hingga edukasi gizi seimbang. 

Sementara itu, realisasi Aksi Bergizi tergantung 3 faktor yaitu kesejahteraan masyarakat untuk membeli makan, pola asuh untuk memberikan nutrisi kepada anak, dan pendekatan medis.

“Ketiganya harus berjalan beriringan, maka harus ada kolaborasi. Misalnya faktor ada masalah kesejahteraan masyarakat ya harus dibantu,” ucap dr Errwin.

Baca Juga: Perkuat Digitalisasi Pelayanan Publik, Pemkot Surabaya Wacanakan ASN Bekerja di Luar Kantor

Menurut dr Erwin, ada sejumlah daerah dengan jumlah stunting terbanyak. Seperti Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Situbondo. Namun, dr Erwin menekankan bahwa daerah dengan stunting terbanyak tidak selalu berbanding lurus dengan angka kesejahterannya.

“Karena ada 3 faktor tadi yang berpengaruh, bisa jadi bukan kesejahteraan tapi pola asuh, ini yang harus dicari dan diselesaikan bersama,” pungkas dr Erwin.

Editor


Komentar
Banner
Banner